Tiada yang tak mungkin ketika Allah Swt telah berkehendak. Tiada yang mampu menolak ketika Allah Swt menentukan sesuatu kepada hamba-Nya. Baik-buruk, senang-susah, suka-duka, hanyalah bagaimana kita menyikapi ketentuan-Nya. Apa yang kita anggap baik, belum tentu baik pula di hadapan Allah Swt, dan apa yang kita anggap buruk belum tentu juga buruk di hadapan Allah Swt.
Liku liku kehidupan merupakan bagian dari proses memanusiakan seorang manusia. Manusia seutuhnya adalah manusia yang dalam pencapaian tertinggi di kehidupannya, mampu mengolah rasa dan pikirnya, lahir dan batinnya, juga jasmani dan rohaninya untuk keseimbangan hablum minallah dan hablum minannas, menciptakan harmonisasi indah dalam irama kehidupan yang penuh nada dan warna.
Menuliskan kalimat itu, sekilas terbayang sesosok guru yang seharusnya membuatku dan orang-orang di dekatnya berpikir untuk meredam nafsu dalam menjalani kehidupan yang lebih mengedepankan prestise demi menjaga kehormatannya di mata orang lain.
“Hidup itu harus qona’ah dan istiqomah”, begitu pesannya. Ya, hidup apa adanya, hidup sederhana, bukan mengada-ngada sesuai keinginan semata tanpa memperhitungkan kebutuhan. Begitulah seharusnya qona’ah teraplikasi dalam kehidupan kita.
Istiqomah dalam versi sederhanaku, jalan terus, pertahankan, dan jangan pernah berhenti dalam kebaikan, kata-kata yang mudah terurai namun sulit terlaksana. Mempertahankan lebih sulit dari memulai, begitu kata sebuah pepatah. Kita terkadang mampu memulai, namun mempertahankan apa yang sudah kita mulai agar tetap berjalan sesuai target yang ingin dicapai akan terasa lebih sulit dengan cobaan dan ujian yang menyertainya.
Di sinilah motivasi hidup kita menjalankan perannya, apa – untuk apa – dan bagaimana, deretan pertanyaan filosofis yang butuh pernyataan kongkrit, apa yang sudah mampu kita berikan, untuk apa kita hidup di dunia ini, dan bagaimana kita menjalani kehidupan ini.
“Hidup itu sementara, jadilah manusia yang bermanfaat”.
Rabbi fanfa’naa bi barkatihim
Wahdinal husna bihurmatihim
Wa amitna fi thariqatihim
Wa mu’afatin minal fitani.
Lahum Al Faatihah…