كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (Ali Imran 185)
Kematian adalah satu kejadian alamiah sebagai tanda bahwa dia makhluk. Seperti halnya kita lapar, haus, tumbuh besar, tumbuh kumis atau beruban. Semua itu kejadian wajar dan alamiah yg pasti akan kita alami. Karena yang hidup pasti hilang berganti kehidupan lain, itu natural banget. Jadi kita gak usah takut kematian dan kehidupan setelahnya.
Yg bikin kita waspada pada kematian kan gimana kita mempertanggung-jawabkan hidup di dunia. Karena hidup setelah mati adalah hidup untuk mempertanggung-jawabkan kelakuan kita di dunia. Maka yang perlu kita takutkan sejatinya adalah hidup kita di dunia saat ini, bukan kematian kita nanti.
Kita kudu takut kalo hidup di dunia kok banyak fitnah. Banyak fitnah di dunia artinya alamat dunia kayak neraka. Dawuh Imam Awza’i
يأتي على الناس زمان الفتنة، زمان أقل شيء في ذلك الزمان : أخ مؤنس، أو درهم من حلال، أو عمل فى السنة
“Akan datang pada manusia, zaman fitnah, yaitu saat dia punya sedikit sekali saudara yang memanusiakannya, sedikit sekali harta halalnya dan sedikit sekali perilakunya yang sesuai dengan karakter Kanjeng Nabi SAW”
Kalo kita lagi di posisi gitu, kita kudu khawatir. Artinya hidup kita di dunia sejatinya belum baik. Apalagi kondisi lagi seperti itu, lalu mati. Tentu itu paling buruknya kematian.
Makanya ayat di atas mengatakan, dunia itu tempat yang memperdayakan atau menipu. Mungkin kita bahagia hidupnya, banyak harta dan banyak penghormatan. Tapi kalo ternyata batin banyak khawatir masalah dunia, hati gak bisa los masalah dunia, kebahagiaan dunia itu gak ada artinya. Mending buyar aja, hidup kok gak bahagia.
Gusti Allah dawuh
فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ
“Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia”, dan tidak ada baginya bagian yang menyenangkan di akhirat.” (Al Baqoroh 200)
Kalo kita terus mengkhawatirkan tentang dunia, itu artinya batin kita lagi gak bahagia. Doa kita pun kebanyakan tentang tambah harta dan kekayaan, karena pikiran lagi ke situ. Lama-lama jadi stress urusan dunia, lupa mendoakan amal dan memikirkan akhirat kita. Stress di dunia, hidup kayak di neraka, jangan kaget kalo jadi miskin di akhirat.
Maka biar hidup bahagia dunia akhirat, pastikan hidup kita bisa los gak rewel masalah dunia dan porsi waktu lebih banyak memikirkan masalah akhirat, mbah.
No responses yet