Menurut keyakinan golongan Aswaja bahwa memperingati Maulid Nabi itu merupakan :

  1. wasilah/perantara untuk mencintai ALLAH dan Rasulullah Saw, yang sangat dianjurkan di dalam Al-Qur’an dan hadits.
  2. Sekaligus sebagai rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad Saw. yang keberadaannya merupakan asal dari terwujudnya alam semesta termasuk kehadiran kita ke alam dunia. Juga dengan ajaran Islam yang dibawanya, kita terselamatkan dari kesesatan, jurang kekafiran dan api neraka, serta bisa membedakan antara yang halal dan haram, yang haq dan bathil,  Selain itu dengan kehadirannya, turun rahmat dan keberkahan kepada umatnya. Para pendosa tidak langsung disiksa di dunia, kelak di akhirat pun mereka bisa mendapat syafaatul uzhma (pertolongan terbesar) dari beliau. Ajaran syariatnya pun mudah dan tidak mempersulit. Semua keistimewaan tersebut wajib kita syukuri. Sedangkan bersyukur itu sendiri sangat ditekankan di dalam Al-Qur’an dan hadits.
  3. Sarana bersilaturahmi sekaligus memperbaharui semangat perjuangan meninggikan kalimat ALLAH di muka bumi.
  4. Sarana menimba ilmu yang berkaitan dengan sejarah hidup Rasulullah Saw dan para ulama salafus saleh lainnya, juga meneladani akhlak, ibadah dan perjuangan mereka.

Maka sumbangsih harta, pikiran, tenaga, waktu dan fasilitas lain yang diberikan untuk kesuksesan acara maulid termasuk kebaikan yang luar biasa ganjaran dan kualitasnya di sisi ALLAH Ta’ala.

Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw tidak berkurang kemuliaannya karena dicaci maki atau direndahkan oleh orang-orang kafir. Beliau sudah dimuliakan oleh Dzat Yang Maha Mulia, diagungkan oleh Yang Maha Agung, dan dibesarkan oleh Yang Maha Besar. Protes kita kepada penghina Rasulullah Saw sebagai wujud kecintaan dan pembelaan kita terhadap manusia yang paling luhur akhlaqnya dan paling tinggi martabatnya itu.

Namun protes tersebut tidak perlu dilakukan secara anarkis dan dibumbui sumpah serapah. Tetap saja kita harus bisa menunjukkan jati diri Muslim yang tertib dan santun dalam ucapan. Dalam Al-Qur’an terekam jelas bagaimana Nabi Musa dan Nabi Harun a.s. disuruh oleh ALLAH untuk tetap berdakwah dan berkata dengan lembut dan santun kepada Fir’aun, raja yang zhalim dan mengaku-ngaku dirinya sebagai tuhan. (Q.S. Thaha : 44)

Yang paling ampuh adalah mendoakan para pembenci Rasulullah Saw agar diberi hidayah masuk Islam dan menjadi Muslim yang baik.

Apalagi do’a itu senjatanya orang Mukmin. Sebagai pihak yang dizhalimi, tentunya doa umat Islam pasti sangat manjur. Mendoakan kebaikan kepada orang kafir lebih baik daripada melakukan pemboikotan produk dari negara pencaci Nabi tersebut. Bukankah Rasulullah Saw dulu pernah terluka ketika disambut dengan ratusan batu saat berdakwah kepada penduduk Thoif. Yang luarbiasa adalah bukan caci maki yang terucap dari mulut beliau, melainkan do’a agar para pembencinya diberi hidayah. Beliau masih berharap dari keturunan mereka kelak lahir generasi yang mau menerima Islam dan memperjuangkan syiar agamanya.

Marilah kita mencontoh sikap mulia Rasulullah Saw tadi. Jangan terbawa emosi dan nafsu atas nama pembelaan terhadap Nabi. Tetaplah menyikapinya dengan ilmu dan adab. Kita do’akan bersama semoga para penghina berikut keturunannya segera diberi hidayah masuk Islam dan menjadi Muslim yang baik, pembawa keharuman dan kejayaan Islam di kemudian hari. Aamiin ya Mujibas saailiin bisirrilfaatihah.. qobul3x

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *