Tak sedikit orang yang merasa terhina dan tersinggung saat dinasehati atau diperingatkan untuk selalu di jalan yang benar. Biasanya, dirinya merasa sedih dan enggan untuk menjadi sahabat dekatnya. Kenyataan seperti ini menyebabkan banyak teman atau sahabat menghindar untuk mengkritik atau menasehati temannya. Sebagai upaya menjaga perasaannya, bahkan sang teman memuja dan memuji sampai ada kesan menjilat. Sekarang tanyakan pada diri kita sendiri, senang mana memiliki teman yang menasehati dan yang memuji-muji? 

Salah satu kisah tersedih, kelak di akhirat ada orang yang dibawa ke neraka jahannam karena perbuatan jahatnya selama hidup. Lalu dia mencari-cari temannya dulu yang satu aliran, yang selalu sependapat dan memujinya.  Dia bertanya kepada malaikat di mana teman-temannya. Malaikat menjawab: “Teman-teman akrabmu masuk surga, karena mereka bertaubat setelah kematianmu dulu.” Lengkap sudah penderitaan orang itu. 

Jangan bangga jika kini masih banyak yang memuji kita sementara kita melakukan banyak kedzaliman. Segeralah bertaubat. Berbahagialah kalau ada sahabat yang selalu siap dengan ikhlas menasehati kita. Jangan marah jika dinasehati. Sangat mungkin itu adalah untuk kebahagiaan kita yang sesungguhnya. Jangan senang hanya mencari teman yang mau memuji dan menjilat kita. Bisa jadi orang seperti itulah yang berbahaya menjerumuskan kita. 

Coba perhatikan dan renungkan firman Allah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اَلْاَخِلَّآءُ يَوْمَئِذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ ۗ 

“Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 67) Hanya teman-teman yang bertakwa yang memberikan hikmah kepada kita, bersahabat sampai menghadap kepada Allah. 

Sering kita dengar bahwa seseorang itu bisa dibilai dari bagaimana agama temannya. Maknanya, teman sangat berpengaruh. Berteman dengan orang bertakwa dianjurkan sekali dalam Islam. Sebaliknya, berteman dengan orang tak baik sangat tidak disuka dalam Islam. Mengapa? Ada sangat terbuka peluang bagi kita untuk terikut tak baik sedikit demi sedikit. 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: 

وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِى الْـكِتٰبِ اَنْ اِذَا سَمِعْتُمْ اٰيٰتِ اللّٰهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَاُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوْا مَعَهُمْ حَتّٰى يَخُوْضُوْا فِيْ حَدِيْثٍ غَيْرِهٖۤ ‏ ۖ اِنَّكُمْ اِذًا مِّثْلُهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ جَا مِعُ الْمُنٰفِقِيْنَ وَا لْكٰفِرِيْنَ فِيْ جَهَـنَّمَ جَمِيْعًا ۙ 

“Dan sungguh, Allah telah menurunkan (ketentuan) bagimu di dalam Kitab (Al-Qur’an) bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir) maka janganlah kamu duduk bersama mereka sebelum mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena (kalau tetap duduk dengan mereka), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sungguh, Allah akan mengumpulkan semua orang munafik dan orang kafir di Neraka Jahanam,” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 140) 

Sahabat dan saudaraku, jagalah keakraban dengan orang-orang baik dan bertakwa. Jangan sakit hati jika dinasehati dan diperingatkan untuk kebaikan. Semua itu adalah karena mereka ingin bersama-sama dengan kita dalam ampunan dan rahmat Allah SWT. Maafkan saya kalau selama ini lancang selalu menasehati ya. Sungguh karena saya ingin kita bahagia bersama. Salam, AIM

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *