Kontributor : Mustofa Najmi (Mahasiswa UIN Jakarta)

Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika. Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang.

Kebaikan tumbuh dari hati. Seseorang yang berhati jernih dan sehat maka akan mampu mengendalikan dirinya. Segala tindakannya tidak dikendalikan oleh nafsunya, melainkan oleh suara hatinya. Hati yang bersih dan sehat selalu mengajak kepada kebaikan. Sebaliknya, hati yang dikendalikan oleh hawa nafsu, maka cenderung akan melakukan hal-hal yang tidak baik. Seseorang yang dikendalikan oleh hawa nafsunya, maka akan melakukan sesuatu yang dipandang akan segera mendatangkan kesenangan tanpa memperhitungkan resikonya.

Semua orang menginginkan perilaku dirinya menjadi semakin baik. Akan tetapi ternyata menjadi orang baik tidak selalu mudah. Setiap orang menginginkan agar dirinya menjadi sabar, ikhlas, istiqomah dalam melakukan sesuatu, adil, jujur, banyak bersyukur, dan seterusnya. Akan tetapi, hal demikian itu tidak selalu mudah dilakukan. Seseorang menginginkan agar ikhlas dalam menerima berbagai kenyataan hidup, tetapi untuk memiliki sifat terpuji itu juga tidak mudah.

Kebaikan atau pun keburukan manusia bersumber dari hati. Hati merupakan pengarah bagi semua komponen indrawi yang ada pada diri manusia. Andai hatinya buruk dan busuk, maka segala perbuatannya akan jahat dan keji, Jika hatinya baik maka akan memerintahkan kebaikan.

Apa arti puspakrama?

Kata “Puspakrama” terdiri dari kata ‘puspa’ yang memiliki arti bunga, dan ‘krama’ artinya kelakuan atau pernikahan. Jadi Puspakrama sebagai inti perilaku yang pantas, dan sebagainya. Atau Puspakrama artinya sebagai kelakuan baik.

Pada kisah yang diceritakan dalam naskah tersebut bahwa ada raja yang bernama puspakrama yang memiliki seorang putra bernama jeyeng angkasa yang sering menolong satu sama lain dari kerajaan lain sehingga terjadinya kekuatan antar kerajaan dan saling membantu satu sama lain ketika terjadi masalah.

Jeyeng angkasa adalah pewaris kerajaan setelah ayahnya namun dengan kerendahan hatinya ia menolak, akan tetapi jeyeng angkasa ini mendirikan sebuah kerajaan baru ditengah tengah dua kerajaan yang sering bertikai, karna jeyeng angkasa menginginkan supaya tidak ada lagi pertikaian antara dua kerajaan tersebut.

Karena jeyeng angkasa percaya bahwa dengan menebar kebaikan pasti akan dibalas dengan kebaikan. Kesimpulannya adalah dimanapun kita berada sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, tanpa memandang status sosial yang dimiliki harus saling tolong menolong.

Buah yang dihasilkan ketika semua kerajaan saling berhubungan baik adalah bisa mengenal budaya satu sama lain, dan meningkatkan perekonomian dari kerajaan kerajaan tersebut tanpa adanya korban jiwa yang berjatuhan, maka terciptalah kedamaian yang di inginkan.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *