Kontributor : Ayu Ariska (Mahasiswa UIN Jakarta)
Saat ini, kita tengah dihadapkan dengan ujian wabah virus covid-19 yang tiap harinya semakin merajalela, kita disarankan untuk meningkatkan imun guna menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari virus.
Namun dalam menghadapi wabah yang makin berkembang seperti saat sekarang ini tidak hanya imun yang perlu ditingkatkan. Iman menjadi salah satu faktor terpenting yang tidak boleh dilupakan oleh manusia terkhusus kita orang islam. Kita juga perlu mengevaluasi kembali iman kita guna menjaga kekokohan iman itu sendiri.
Iman memiliki peran yang penting dalam kehidupan manusia diantaranya meningkatkan keyakinan, menentramkan hati dan meningkatkan ketaatan dalam menjalankan perintah Allah SWT. Jangan sampai keadaan ini membuat iman kita turun dan melemah hingga lalai dalam beribadah.
Sekarang ini, tentunya kita berada dalam rasa cemas, takut dan juga gelisah dalam menyikapi pandemi ini, namun sebagian orang disibukkan dengan rasa takut dan cemas tersebut hingga mereka lupa dengan iman.
Padahal dengan iman seseorang akan mendapatkan ketentraman hati dan ketenangan jiwa. Banyak sekali hal-hal yang bisa dilakukan dalam menjaga iman seperti selalu meningat Allah dengan memperbanyak zikir.

Melihat dari sebuah manuskrip yang diperoleh dari koleksi Ustadz Kholid yang berdomisi di Desa Lampuyang Udik Kabupaten Serang Banten. Saya memperoleh sebuah hadis yang menerangkan mengenai iman.
Tentang Naskah
Sedikit membahas keadaan naskah ini. Naskah ini tidak memiliki judul khusus. Kondisi naskah terlihat sangat rapuh. Kertas banyak yang robek akibat termakan usia dan minimnya perawatan serta banyak noda akibat terkena benda cair. Naskah tidak memiliki jilidan.
Namun demikian, secara keseluruhan naskah masih terbaca dengan baik. Naskah ini ditulis dengan khat naskhi, menggunakan tinta hitam dan merah sebagai rubrikasi. Naskah yang terdiri dari 12 lembar dan 17 baris di setiap halaman ini ditulis di atas kertas Eropa dengan cap air Mahkota dan countermark RC. Keterangan ini saya dapatkan di gambaran naskah yang ditulis disalah satu link koleksi manuskrip Nusantara.
Naskah ini membahas tentang hadist dari pendapat para ulama mengenai keutamaan beribadah. Melihat dari menuskrip diatas salah satunya adalah hadis yang berbunyi:
وعنه انه سأل النبي ص م أفضل الإيمان قال ان تحب لله وتبغض لله وتعمل لسانك فى ذكر الله وماذا يارسول الله قال وان تحب للناس ما تحب لنفسك وتكر دلهم ماتكره لنفسك رواه احمد
Artinya: Diterima hadits ini dari Mu’az bin jabal, mu’az bertanya kepada Nabi SAW tentang derjat iman yang paling tinggi. Nabi bersabda: “Hendaklah kamu mencintai karena Allah dan membenci juga karena Allah, dan lidah engkau selalu berzikir kepada Allah,” lalu Apalagi wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: “bahwa mencintai engkau akan manusia seperti engkau mencintai dirimu sendiri dan membenci engkau akan mereka seperti engkau memebenci dirimu sendiri.” HR. Ahmad
Hadits diatas menceritakan bahwa Rasulullah pernah ditanya mengenai derjat iman yang paling tinggi. Beliau menjawab yaitu dengan mencintai dan membenci sesuatu itu semata mata karena Allah.
Kemudian Rasulullah juga menyebutkan bahwa kita dianjurkan untuk memperbanyak zikir kepada Allah salah satunya dengan cara membaca ayat-ayat Al-qur’an.
Selanjutnya, beliau menyebutkan bahwa hendaklah kita mencintai orang lain seperti kita mencintai diri kita sendiri dan membenci mereka seperti kita membenci diri sendiri. Hal ini dapat kita aplikasikan saat ini dengan cara saling membantu sesama terlebih teman-teman, kawan-kawan yang terkena dampak dari pandemi ini.
Hal ini juga disebutkan dalam hadis lain didalam kitab hadits Arba’in karya imam An-nawawi yang berbunyi:
عنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِم
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits di atas menjelaskan bahwa tidak sempurna iman seseorang itu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri. Mencintai yang dimaksud disini bisa dalam hal ukhrawi seperti saling meningatkan dalam beribadah dan duniawi seperti saling membantu terhadap orang-orang yang sedang mengalami kesusahan.
Mari kita hadapi pandemi ini dengan cara menjaga kesehatan, mematuhi peraturan pemerintah dan tentunya juga dengan menjaga iman kita. Jangan jadikan pandemi ini sebuah alasan untuk lalai dalam melaksanakan kewajiban beribadah kepada Allah. Tetapi jadikan masa pandemi ini sebagai moment untuk mendekatkan diri kepada sang maha pencipta.
Wallahu a’lam bisshawwab
No responses yet