Tangerang Selatan, jaringansantri.com – Nahdlatul Ulama, sebagai ormas Islam telah mengambil keputusan bahwa di dalam mazhab ini kita mengambil satu dari empat, Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad Ibnu Hambal. Jika ditelusuri ke empatnya memiliki jalur silsilah rumpun yang sama.

Hal ini dijelaskan oleh Dr. Abdul Moqsith Ghazali saat mengisi Kajian Manhaj Ulama Nusantara bertema “Taqrir Jama’i ; Metodologi Khas Ulama Nusantara”, di Islam Nusantara Center (INC), Sabtu, (5/5).

Moqsith mengatakan “karena kalau ditelusuri itu rumpun dan genealoginya sama. Imam Ahmad bin Hambal itu juga berguru dengan Imam Syafi’i. Imam Syafi’i berguru pada Imam Malik, Imam Malik berguru kepada Imam Abu Hanifah. Tidak secara langsung, tetapi melalui murid Abu Hanifah yaitu Hasan Assyaibani.”

Kalau ditelusuri, lanjut Moqsith, seluruh silsilah ilmu fiqh ini berujung pada Imam Ja’far Asshadiq. Ja’far Asshadiq menjadi rujukan mursyid-mursyid muktabarah yang dianut di lingkungan Nahdlatul Ulama.

Ja’far Asshadiq itu adalah ulama dari Muhammad Al Baghir, Muhammad Al Baghir adalah anak dari Zainal Abidin, Zainal Abidin anak dari Husain bin Ali bin Abi Thalib. Ja’far Asshadiq nanti punya ibu namanya Fathimah, Fathimah punya bapak namanya Qosim, Qosim punya bapak namanya Muhammad bin Abu Bakar Asshiddiq.

Muhammad bin Abu Bakar Asshiddiq punya Ibu namanya Asma binti Umais. Asma ini adalah mantan istri dari Ja’far bin Abi Thalib. Ia adalah saudara kandung dari Ali bin Abi Thalib yang meninggal dalam peperangan dan meninggalkan 4 orang anak.

Jadi kalau dirunut sebenarnya silsilah ilmunya sama. “Mau Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal, Imam Malik, Abu Hanifah, silsilahnya sama,” tandas Dosen Ushul Fiqh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

“Dari 4 Mazhab ini tidak banyak yang habib atau Sayyid. Imam Syafi’i sendiri bukan habib, bukan Sayyid, bukan keturunan nabi. Jadi tidak apa-apa bukan keturunan nabi. Karena Imam Syafi’i juga diakui keilmuannya,” imbuhnya.

Imam Syafi’i namanya Abu Abdillah dan silsilahnya nanti ketemu pada nabi di Abdi Manaf.

Menurut Abdul Moqsith, Ini penting dijelaskan di tengah kecenderungan orang untuk membedakan bedakan mazhab. “Seakan akan tidak berasal dari rumpun yang sama padahal ilmunya sama dari kanjeng nabi juga,” tandasnya.

Ia menjelaskan bahwa “Empat mazhab ini, terbentuk dalam manhaj salaf. Yang dimaksud ulama salaf yaitu 300 tahun pertama. Karena pada tahun 100 itu adalah sahabat nabi yang terakhir bernama Abu Atthufail. Jumlah sahabat nabi itu 114. Setelah itu masuk ke generasi Tabi’in, lalu Tabi’t Tabi’in.”

“Jadi kalau belakangan ada yang berkata kita harus kembali kepada manhajnya ulama salaf, manhajnya siapa. Karena di dalam kalangan sahabat sendiri terjadi perbedaan pendapat dalam memahami hadits,” pungkasnya.

Kajian rutin INC setiap Sabtu ini juga dihadiri pemateri kedua, A. Khoirul Anam. Seorang jurnalis senior Nuonline yang menjadi kandidat doktor hukum Islam di Pasca UIN Jakarta. Ia membawakan materi tentang batshul Masail .(Damar/Anwar Mohammad)

Abdul Moqsith Ghazali dan A. Khoirul Anam bersama peserta kajian INC. Sabtu (5/5).