Di kalangan jamaah majlis taklim Jabodetabek nama Habib Muhammad Albagir bin Alwy bin Yahya atau yang biasa dipanggil (Habib Bagir) sudah cukup terkenal. “Sepak terjangnya” khusus meliputi wilayah Jabodetabek, Habib muda ini dikenal sebagai sosok ulama yang ramah dan lemah lembut. Beliau termasuk dari cucu mufti Betawi Habib Ustman bin Yahya yang membuat banyak orang memanggil dan mengenalnya dengan panggilan habib Bagir Yahya cucu tokoh ulama besar Jakarta abad 19 mufti Betawi yang terkenal produktif dalam menulis kitab-kitab.
Popularitas tersebut di atas menyebabkan aktifitas beliau cukup padat, penulis menyaksikan kesibukannya menerima tamu-tamu ketika berkunjung untuk proses pengambilan data ke kediamaan beliau di daerah Petamburan Jakarta Barat. Di ruang tamunya bergantian tamu secara berkelompok datang untuk mengundangnya, mereka rata-rata orang lama yang sudah kenal dengan beliau sehingga dalam perbincangan tersebut sangat akrab dan sudah saling mengenal tentang majlis dan wilayahnya seperti sebuah rutinitas pengajian.
Bulan Maulid yang merupakan waktu tersibuk bagi habaib untuk mengisi ceramah-ceramah di daerah-daerah dari pagi hingga malam dini hari. Sehingga masalah mengelola undangan merupakan satu usaha yang tidak mudah bagi beliau untuk mengatur jadwal undangan tersebut, undangan yang bentrok itu adalah masalah yang sering di hadapi sedangkan menolak undangan orang merupakan sebuah tindakan yang dihindari menurutnya. Tidak adanya asisten yang membantu mengatur jadwal membuat ia mengurus sendiri semuanya, beliau ketika ada undangan membutuhkan usaha keras untuk telepon-telepon kepihak yang mengundang menanyakan dan memastikan jadwal tentang kapan waktu yang diberikan untuknya mengisi ceramah.
Kesibukan beliau ditambah lagi sejak 4 tahun lalu aktif di Majelis Rasululullah SAW (MR), majlis taklim rintisan Habib Munzir bin Fuad Al- Musawa beliau aktif sebagai pengurus dengan jabatan sebagai salah satu ketua.
Selain di MR beliau juga mendirikan majelis sendiri yang bernama Majelis Warosatul Mustofa (disingkat MWM) sejak tahun 2008 yang berbasis di Petamburan Jakarta Barat, MWM ini termasuk majelis yang aktifitas dakwahnya ramah dengan dunia informasi khususnya media social, sehingga dokumentasi video dan fotonya dibagikan di dunia maya seperti di istagram IG @majeliswarosatulmustofa, FB @majeliswarosatulmustofa dan chanel youtube majeliswarosatulmustofa.
Riwayat pendidikan habib muda Muhammad Albagir bin Alwy bin Yahya yang lahir di Bogor, 19 Agustus 1988, riwayat pendidikan ditempuh dengan lebih banyak waktu dihabiskan di pondok-pondok pesantren baik nasional dan luar negeri diantaranya. Di dalam negeri ia belajar di Darussa’adah Bogor, Darunnasyien Malang dan diluar negeri belajar Darul Musthofa Tarim Yaman pimpinan Habib Umar bin Hafidz.
Nasab beliau yaitu Muhammad Albagir bin Alwy bin Husain bin Muhammad Usman (mufti) bin Abdullah bin Agil bin Umar bin Aqil bin Syaich bin Abdurrahman bin Agil bin Ahmad bi Yahya bin Hasan bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin Ali bin Awi bin Muhammad bin Alwi Alawiyyin bin Ubaidillah bin Ahmad almuhajir bin Isa Arrumi bin Muhammadan Nagieb bin Ali Uraidy bin Jafar as-Shadiq bin Muhammadal-Baqir bin Zainal Abidin bin Husein Sayyidusy-Syuhada bin Fathimah Az-Zahra binti Muhammad SAW.
Pendidikan non formal lainnya beliau belajar dari guru-guru kalangan habaib seperti untuk ilmu faro’id dari Habib Rizieq Syihab (tokoh habaib terkenal di tanah air dengan organisasinya Front Pembela Islam), habib Umar bin Abdullah al-Attas, Habib Ahmad bin Sholeh al-Attas Athas dan Habib Abdurahman bin Hasan al-Habsyi. Untuk guru non habaib beliau belajar juga ke KH. Ahmad Baidhowi.
Sejak 2008 beliau mulai bergerak dalam berdakwah dari mushola – mushola, masjid ke masjid dari kampung-kampung hingga ke kota dan provinsi mayoritas di Tanah Air sudah beliau kunjungi, bahkan keluar negeri pun aktifitas dakwahnya sudah di jalani seperti Singapura, Malaysia, hingga Hongkong.
Sebagai ulama muda yang kondang undangan-undangan beliau ke berbagai daerah dan luar negeri di dapatkan karena proses tradisional yaitu hubungan pertemanan dan orang-orang yang mengenal atau sudah mengetahui dakwahnya, bukan melalui promosi dan sosialisasi. Bahkan terdapat permintaan dakwah undangan khusus dari pemerintah untuk mengisi kegiatan di daerah yang di pimpinnya.
Keberhasilan dan kesuksesan beliau dalam berdakwah khusususnya di kalangan anak muda yaitu dengan pendekatan merangkul dan perhatian, karena menurut beliau anak-anak muda itu butuh di dekati dan diperhatikan nanti baru bisa masuk dakwah kepadanya.
Ditengah kesibukannya di bulan-bulan maulid ini beliau yang tinggal di petamburan beliau menceritakan dengan singkat profil dan gambaran aktifitasnya untuk penulis lakukan pendataan.
Sumber : Buku 27 HABAIB BERPENGARUH DI BETAWI: Kajian Karya Intelektual dan Karya Sosial Habaib Betawi dari Abad ke-17 hingga Abad ke-21, Editor: H. Rakhmad Zailani Kiki, S.Ag, MM, diterbitkan oleh : JAKARTA ISLAMIC CENTRES . [Periset : Dr. Mohammad Ziaulhaq M., MPD]