Tangerang Selatan, Jaringansantri.com- Pesantren merupakan lembaga yang telah terbukti keberhasilan membangun karakter bangsa melalui model pendidikanya.  Hal ini disinggung oleh Dr. Akhmad Sodiq, M.Ag , dalam kajian rutin  INC dengan tema Model Character Building Pesantren ; Refleksi Best Practice, Sabtu (22/09) di Islam Nusantara Center, Ciputat.

Dosen sekaligus pimpinan Ma’had UIN Syarif Hidayatullah ini mengungkapkan bahwa di pesantren, kepribadian dibangun atas pendidikan akhlak yang berkelanjutan. Santri secara langsung melihat sikap yang dicontohkan oleh Kiainya.

‘’Di Barat pengembangan karakter hanya dengan riyadhah, tapi tidak ada mujahadah,’’ ujarnya.

Riyadhah itu melakukan penggemblengan dari sesuatu buruk menuju yang baik. Ia mengatakan bahwa inilah perbedaannya dengan pesantren.  Kalau pesantren itu melakukan riyadhah sekaligus  mujahadah.

Ia mencontohkan  mujahadah di pesantren itu seperti sedikit tidur, sedikit makan dan sedikit bicara, yang seperlunya saja.

Pimpinan madrasah Mumtaza ini juga memberikan contoh kisah para kiai yang  bermujahadah. Mbah Dalhar Watucongol misalnya, selama dua puluh lima tahun tiap hari tidur hanya lima belas menit. Gus Dur juga memiliki kebiasaan belajar sampai larut malam.

‘’Setiap kiai itu bermujahadah, kalau tidak ahli malam ya ahli dzikir atau ahli lapar,’’ ungkapnya.

Mujahadah seperti ini  bertujuan untuk melatih para santri agar mampu ihtimalul adza  atau menanggung beratnya cobaan dengan telaten dan ulet. (Zainal Abidin)

 

 

 

 

One response

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *