Orang arab badui pada zaman hujjah bahasa dikenal dengan kemampuan bahasanya yang bersifat natural, alami dan instuisi. Mereka mampu berbicara dengan kalimat-kalimat yang fasih secara spontan tanpa berpikir panjang. 

Imam al Jahidz dalam al Bayan wa at Tabyiin mengatakan bahwa kemampuan ini bersifat naluriah dan improvisasi, bahkan mirip dengan ilham, tanpa ada bantuan, pikir panjang dan kesulitan sama sekali. Kemampuan ini bahkan tidak hanya dimiliki orang-orang dewasa, tetapi pemuda dan anak-anak pun memilikinya, ini misalnya nampak dalam kisah ketika salah seorang badui saat mendengar dakwah Nabi SAW, menyuruh salah satu anaknya untuk menyimak firman-firman Allah, ketika itu nabi membacakan surah al Adiyat:

وَٱلْعَٰدِيَٰتِ ضَبْحًا

Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,

فَٱلْمُورِيَٰتِ قَدْحًا

dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),

فَٱلْمُغِيرَٰتِ صُبْحًا

dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,

فَأَثَرْنَ بِهِۦ نَقْعًا

maka ia menerbangkan debu,

فَوَسَطْنَ بِهِۦ جَمْعًا

dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,

إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لِرَبِّهِۦ لَكَنُودٌ

sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya


Lalu, ketika anak ini pulang, Ayahnya bertanya: “Apa yang kau dengar darinya anakku?”

Anaknya menjawab secara spontan: 

سمعتُهُ يُقْسم على ربّه بخيل تَضْبَح خواصرَها، فتَقْدَح الحصا بسنابكها، فتغير على الأحياء غلسا، فتُثِير قَسْطَلَ القتام، فتتَوسّط بالفارس الجمع، وغضون القصة إنّ الإنْسانَ لربِّه مُعاند. 

Lalu ayahnya berkata: “apakah persis seperti itu kalimatnya, wahai anakku?”
Anaknya menjawab: “Oh tidak, hanya maknanya saja”.

Kalau kita membaca penjelasan anak tersebut tentang surah al Adiyat, pasti kita lebih paham baca ayatnya daripada baca penjelasannya…. 

Kemampuan berbahasa yang mendarah daging ini kemudian dikenal dengan nama saliqoh lughowiyah  (سليقة لغوية). Saliqoh Lughowiyah ini secara berlebihan dianggap sebagai kemampuan bawaan asli Arab, kemampuan ini disusukan ibu-ibu Arab kepada anak-anak mereka, sehingga Dr. Romadhan Abd Tawwab mengatakan kecil kemungkinan saliqoh ini dimiliki oleh orang non Arab. Untuk menutupi kekurangan ini, khususnya dalam memahami al Quran, Syekh Mubarak al Maily menyarankan untuk memperbanyak membaca kitab-kitab para imam tafsir: 

نقص السليقة المكتسبة يجبره ما كتبه أئمة التفسير.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *