-
Catatan Singkat Kitab “Adab al-Nufus” Karya Imam al-Harits al-Muhasibi (165-243 H)
Karya-karya Imam al-Harist al-Muhasibi adalah salah satu titik pijak keilmuan bagi Imam al-Ghazali, khususnya dalam bidang tasawuf. Hal ini sebagaimana diakui oleh Imam al-Ghazali dalam kitab “al-Munqidz min al-Dhalal”. Di dalamnya, Imam al-Ghazali menyebutkan beberapa tokoh penting bagi pematangan pemahaman beliau dalam bidang tasawuf. Di antaranya ialah Imam Abu Yazid al-Busthami (188-261 H), Imam al-Harits al-Muhasibi (165-243 H), Imam al-Junaid al-Baghdadi (220-297 H), Imam al-Syibli (247-334 H), dan Imam Abi Thalib al-Maki (386 H).
Imam al-Ghazali menyatakan bahwa karya-karya ulama terdahulunya tersebut telah tuntas ditelaah. Bahkan inti sari dan titik simpul dari beragam kajian tasawuf sudah beliau kuasai. Hanya saja, Imam al-Ghazali menandaskan bahwa ternyata tasawuf tidak cukup hanya dikaji dan dikuasai sebagai sebuah ilmu. Tasawuf yang ditujukan untuk membersihkan hati, harus ditapaki dan dihayati. Meskipun demikian, laku tasawuf juga tidak akan tercapai jika tidak berbekal ilmu dan bimbingan guru. Dengan kata lain, ilmu dan laku ruhaniah harus berjalan beriringan.
Khususnya terkait karya Imam al-Harits al-Muhasibi, setidaknya ada tiga judul kitab yang dapat kita singgahi. Pertama, kitab “Risalah al-Mustarsyidin”, telah ditahqiq dan diberi catatan kaki yang sangat lengkap oleh Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah (1917-1997). Kedua, kitab “Adab al-Nufus”, dan yang ketiga adalah kitab “al-Tawahhum”. Kedua karya ini telah ditahqiq oleh Syaikh Abdul Qadir Ahmad Atha (1984).
Secara garis besar, karya-karya Imam al-Harits al-Muhasibi ini menguraikan tentang konsep-konsep kunci dalam bidang tasawuf. Di antaranya ialah tentang ma’rifah, muraqabah, khauf, raja’, ghaflah, yaqadhah, dan lain sebagainya. Yang manarik, dalam menguraikan masing-masing bab ini, Imam al-Harits al-Muhasibi senantiasa memberikan basis ayat al-Qur’an, hadis, dan kalam hikmah shahabat dan tabiin. Dalam kajian fiqih, hal ini bisa disebut sebagai “wajh al-istidlal” (metode berargumentasi).
Lantas seperti apa detailnya? Tertarikkah anda untuk menyinggahinya?
No responses yet