Berikut adalah Nasehat-Nasehat singkat atau Dawuh Bunyai Penyejuk Jiwa, bisa dijadikan pedoman hidup, dan juga dijadikan modal berdakwah yang santun dan sejuk :
1.)“Ketika sudah pulang dari pondok, harus mengajar, meskipun muridnya cuma satu, meskipun hanya diajarkan alif, ba, ta.”
– Nyai Hj. Rodliyah (PP. Al Falah Ploso)
2)“Tirakatmu menentukan masa depan suamimu.”
– Nyai Hj. Noor Khodijah.
3)“Satu hal yg diharapkan dari seseorang yang nderes itu bukan lancar, namun istiqomah. Apabila yang diharapkan lancar, maka tidak mau istiqomah. Memang istiqomah itu berat, karena hadiahnya karomah. Bila hadiahnya bakwan, ya mudah.”
– Nyai Hj Noor Ismah, (Istri KH Ulin Nuha Arwani)
4)“Seberapa besarnya kamu merawat Al-Qur’an, sama saja hidupmu akan dirawat oleh Allah SWT. Makna merawat Al-Qur’an itu termasuk seperti nderes (tadarus) Al-Qur’an, yang artinya kitab Al-Qur’an-nya dibaca tidak hanya dibuat pajangan.”
– Nyai Hj. Walidah Munawwir
5)“Jika masih muda, nderesnya dikuat-kuatkan. Hafalan itu kuat di antara usia 17-23 tahun, besok kalau sudah usia 50 tahun ke atas, sudah tua itu pikirannya sudah lemah, tidak seperti masa muda dulu.”
– Nyai. Hj. Maknunah
6)“Nyangoni bocah mondok kui paling apik soko hasil bumi.”
– Nyai Hj. Chalimah Chodlory
7)“Kalau ada mejlis Al-Qur’an kok acaranya sudah mulai, adabnya ya jangan bicara sendiri tetapi didengarkan.”
– Nyai Hj. Hajar Jariyah (PP. Asy-syarifah Mranggen, Demak)
8)“Bisa atau tidak bisa, tetep ndarus, lancar atau tidak lancar, tetap istiqamah.”
– Nyai Hj. Zuhriyyah Munawwir
9)“Orang yang berprasangka baik tapi salah, itu lebih baik dari pada orang yang berprasangka jelek walaupun benar.”
– Nyai Hj. Ainiyah Masbuhin Faqih
10)“Sebaik-baiknya amal orang mukmin adalah shalat malam (tahajud). Karena orang munafiq tidak akan pernah melakukannya.”
– Nyai Hj. Maimunah Baidlowie
11)“Kalau belajar Al-Qur’an, surah fatihahe diperbaiki dulu. Sebab fatihah itu termasuk rukunnya shalat.”
– Nyai Hj. Musyafa’ah Adlan (PP. Walisongo, Jombang)
12)“Jika ingin hajat kita dikabulkan Allah, maka Shalawat Nabi 1.000 kali saban hari.”
– Nyai Hj. Nadziroh Manshur (PP. Denanyar, Jombang)
13)“Patokan minimal bagi seorang santri (pencari ilmu) adalah pikiran kritis dan hasrat menyala (semangat tinggi).”
– Nyai Hj. Khairiyah Hasyim
14)“Jadi perempuan itu harus cerdas, terampil, dan cekatan. Jangan terlalu kaget dan kagum.”
– Nyai Hj. Durroh Nafisah Ali
15)“Jika seorang perempuan masuk dalam kepemimpinan atau suatu organisasi, Insyaallah akan membawa kebaikan, asalkan kepribadian dan pola pikirnya masih benar-benar feminis.”
– Nyai Hj. Ida Fatimah ZA, M.Si. (PP. Krapyak, Yogyakarta)