Pribadi Ibnu ‘Arabi sangat unik dan menarik. Betapa tidak, Masterpiece (Karya Agung) yang dipersembahkan oleh Ibnu ‘Arabi yaitu kitab Fushush al-Hikam dan Futuhat al-Makkiyyah dijadikan sengaja rujukan utama dalam pengakajian tasawuf dalam keilmuan Islam. Akan tetapi, di samping keagungan yang dilekatkan kepada Ibnu ‘Arabi datang pula tuduhan negatif, celaan hingga pengkafiran terhadap Ibnu ‘Arabi sepanjang sejarah.
Tak hanya dari sisi pembenci Ibnu ‘Arabi mendapatkan citra yang kurang baik. Akan tetapi, citra kurang baik terhadap ajaran Ibnu ‘Arabi juga lahir dari penggemar Ibnu Arabi yang kurang tepat dalam mempersepsi atau menafsirkan ajaran Ibnu ‘Arabi itu sendiri. Dengan tafsiran bahwa kepercayaan Wahdatul Wujud menggugurkan syariat agama dan nilai-nilai lainnya.
Dua persepsi yang kurang tepat tadi, baik dari pembenci ataupun pecinta yang keliru dalam memahami ajaran Ibnu Arabi lahir dari kurangnya membaca karya Ibnu ‘Arabi secara menyeluruh. Sangat banyak yang mungkin mengkaji kitab Fushush al-Hikam, akan tetapi sangat sedikit yang mengkaji kitab Al-Futuhat al-Makkiyyah secara mendetail. Sebagaimana yang dikatakan ulama Al-Azhar sekaligus mufti Mesir, Syekh Ali Al-Jum’ah bahwa : Ibnu ‘Arabi membuat kaidah-kaidah untuk memahami karya-karyanya dengan merujuk kepada bab Muqaddimah dalam kitab Al-Futuhat Al-Makkiyyah jika mengalami kebingungan dalam memahami karyanya.
Hal tersebut adalah fakta yang banyak dilalaikan oleh banyak dari pembenci atau pecinta Ibnu ‘Arabi yang keliru dalam memahami ajaran Ibnu ‘Arabi. Ibnu ‘Arabi dalam bab Muqaddimah dalam kitab Al-Futuhat Al-Makkiyyah menjabarkan dengan sangat gamblang bagaimana ia membimbing para salik menuju Allah Swt dengan sangat memperhatikan syari’at dan akhlak (moral). Hal tersebut tertuang sebagai berikut :
ثلاثة حقوق تفرضت عليهم : حق لله، وحق لأنفسهم، وحق للخلق. فالحق الذي لله تعالى عليهم أن يعبدوه ولا يشركوا به شيئا. والحق الذي للخلق عليهم كف الأذى كله عنهم ما لم يأمر به شرع من إقامة حد ومصانع المعروف معهم على الاستطاعة والإيثار ما لم ينه عنه شرع فإنه لا سبيل إلى موافقة الغرض إلّا بلسان الشرع. والحق لأنفسهم عليهم بها من الطرق إلّا الطريق التي فيها سعادتها ونجاتها،
Tiga hak yang wajib ditunaikan oleh seorang salik. Hak Allah Swt, hak bagi diri sang salik, dan hak makhluk atas sang salik. Hak Allah Swt atas sang salik ialah ia (salik) tidak menyekutukan Allah Swt dengan apapun. Hak makhluk Allah Swt atas sang salik adalah mencegah penderitaan makhluk Allah Swt kecuali pada hal-hal yang diperintahkan syariat untuk dilakukan hukuman. Kemudian membuat hal-hal yang baik bersama dengan makhluk Allah Swt berdasarkan kemampuan dan pengorbanan akan tetapi hal tersebut tidak dilarang oleh syariat.
الأخلاق على ثلاثة أنواع : خلق متعد، وخلق غير متعد، خلق مشترك. فالمتعدي على قسمين : متعد بمنفعة كالجود والفتوّة، متعد بدفع مضرة كالعفو والصفح واحتمال الأذى مع القدرة على الجزاء والتمكن منه، غير المتعدي كالورع والزهد والتوكل. وأما المشترك فكالصبر على الأذى من الخلق وبسط الوجه.
Akhlak yang mesti ditunaikan oleh salik dibagi menjadi tiga kategori :
pertama adalah akhlak yang muta’di (penj : akhlak yang dilakukan oleh salik tapi berefek secara langsung kepada orang lain),
kedua, akhlak gairu muta’adi (penj : adalah akhlak yang dilakukan salik yang tidak berefek secara langsung pada orang lain dan hanya dirasakan oleh dirinya sendiri),
ketiga, akhlak yang mustarak (penj: akhlak yang dilakukan salik yang berefek langsung pada orang lain sekaligus pada jiwa salik).
Adapun akhlak muta’di terbagi menjadi menjadi dua bagian :
muta’adi dengan manfaat seperti sikap dermawan dan berani dan muta’adi dengan mencegah hal yang buruk seperti sikap pemaaf, berdamai, dan tidak menyakiti orang menyakitinya sedangkan dia mampu untuk membalas hal tersebut.
Gairu Muta’adi seperti wara’, zuhud dan tawakkal. Adapun akhlak mustarak seperti sabar dari penderitaan yang dilakukan manusia dan bersikap ramah.
Hal tersebutlah yang dinyatakan Syekh Ibnu ‘Arabi dalam pembahasan muqaddimah kitabnya, di mana hal tersebut menjadi fakta yang dilupakan oleh banyak orang.
disarikan dari pengajian kitab al-Futuhat al-Makkiyyah di Al-Rabbani Islamic College, Sabtu, 9 Mei 2020
No responses yet