Apakah seseorang itu sedang cinta atau benci kepada kita, senang atau jengkel kepada kita, sabar atau marah mrnghadapi kita bisa kita lihat dari pilihan bahasa yang ditujukan pada kita, baik bahasa lisan atau pun bahasa tubuh. Bagaimana intonasi suara dan pilihan kata yang digunakan adalah representasi secara verbal akan rasa jiwa sang pengucap itu.

Seorang suami yang sangat sayang dan memanjakan isterinya mungkin dengan senyuman melarang istrinya untuk berenang dengan kata mesra: “Jangan berenang sayang, gula itu larut dalam air. Kamu manis bagai gula, ku khawatir kau tenggelam.” Seorang suami yang sedang jengkel akan berkata: “Mau berenang ke mana? Mau minum air sekolam?” Bisa dirasakan beda pilihan kalimat itu, bukan? Bisa dibayangkan bagaimana intonasi suaranya, bukan?

Seseorang yang santun dan penyabar penuh cinta seperti Rasulullah yang mulia Muhammad SAW tidak pernah mengeluarkan kata tak layak dan tak elok. Pilihan kata, kalimat dan intonasinya merupakan pilihan terbaik. Imam Bushiri menyebutkan bahwa tak ada yang lebib baik dibandingkan dengan Rasulullah dalam mengucapkan “Iya” atau “Tidak.” Penerimaan dan penolakannya adalah tertulus dan terindah sehingga semua menjadi suka dan cinta serta tak punya alasan untuk marah dan membenci.

Rasulullah memiliki semua kelebihan, tapi tak pernah menjadikan kelebihan iyu sebagai alasan membentak, menindas dan menganggap remeh orang lain. Cinta dan kasih sayang tulus yang mendarah daging telah menjadi pesona yang tak pernah pudar kapanpun dan di manapun. Bukan hanya kawan yang mendekat dengan penuh cinta, lawanpun menjadi sungkan dan enggan melanjutkan permusuhan. Pilihan kata dan bahasa beliau mampu merubah benci menjadi cinta.

Tak inginkah kita dicinta dan didoakan kebaikan oleh banyak orang? Berhati-hatilah memilih kata dan kalimat. Berhati-hatilah dengan intonasi suara kita saat bicara. Landasi semuanya dengan cinta dan kebenaran sehingga tak ada yang terluka parah yang darahnya sulit dihapus oleh masa. Mari kita saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran serta kasih sayang.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *