Categories:

Oleh : Ryan Romadhon

Indonesia bukan Eropa atau Amerika. Indonesia adalah satuan dari bangsa-bangsa yang menjadi satu negara, terdiri dari beberapa etnis bahasa dan budaya. Maka tak heran setiap kebijakan dari pusat tidak merata bisa diterima.

Indonesia akan punya caranya sendiri menyelesaikan masalahnya, belajar dari negara lain boleh tapi jangan dipaksa harus sama, ada yang diambil ada yang tidak diambil

Di Indonesia ini banyak dikebumikan Wali-wali Allah yang tentunya beda sekali dibandingkan negara lainya. Dan disinilah diantara kekuatan kita yang masih nyala. Apalagi saat bulan Ramadlan bulan yang ada Lailatul qodarnya, kami yakin para Wali-wali menemui ‘jatah’ istimewa tadi dan disitu para beliau berdoa.

Darah pejuang dan petarung sudah mengalir di anak bumi pertiwi ini dari dulu sampai sekarang, Indonesia sudah berdarah-darah melewati beberapa perisitiwa dan sejarah yang hitam dan kelabu namun bisa mengatasinya.

Tidak cuma Covid-19 yang sekarang sedang melanda akan tetapi ke depan tentunya akan lebih berat lagi yang akan dihadapi anak-anak cucu orang tuanya zaman sekarang ini namun darah pejuang serta petarung akan terwariskan dan dan terwariskan lagi kepada mereka insyaallah mereka juga akan bisa melewatinya.

Indonesia itu antik dan menggelitik..

Penuh kejutan dan guyonan serta konyol..

Disaat dilarang malah melawan..

Disaat disuruh malah melarang..

Disaat serius malah ketus..

Disaat gurau malah serius..

Ada yang pendekatan melalui jalur klenik, ada yang lewat ramalan, lewat aplikasi lewat jalur semar mesem semar mendem dan semar mangkel dan lain sebagainya.

Tidak cuma dokter dan tenaga medis yang menjadi pejuang, petani, buruh, guru, Ulama, Pemerintah dan semuanya juga pejuang hanya saja ada yang diakui atau tidak, dan yang paling penting adalah jangan sampai pecah belah, karena situasi seperti ini akan digunakan oleh oknum yang tidak ingin Indonesia bersatu baik itu orang dalam maupun orang luar dan orang macam ini bukan pejuang tapi pencundang.

Dan ingat pandemic Covid 19 ini tidak cuma berdampak kepada ekonomi dan social namun juga politik kalau sudah bicara politik pasti di sana ada ‘something in somewhere’

Para leluhur kita tidak ingin negara ini pecah belah!

Insya Allah dari istiqomah didalam rumah karena ada aturan sosial distancing nanti akan ‘menetas’ anak anak bangsa dari ibu-ibu yang perutnya buncit karena di ‘hajar’ oleh bapak-bapak yang bertanggung jawab dan akan menjadi pengganti bapak-bapak untuk meneruskan mengisi negara ini.

Saat zona merah yang merah zona-nya jangan kau hajar karena sudah dilockdown oleh aturan.

Mari tetap optimis dan berbahu untuk bisa menjalankan peran masing masing agar ‘tamu yang tidak mulia’ ini segera angkat kaki, sudah melewati 3 bulan pandemic Covid 19 ini dan diantaranya ada bulan mulianya.

Dan yang kami rasa doa-doa dan dzikir gemuruh di Nusantara tidak pernah putus. Apalagi kekasih-kekasih Allah setiap saat kami yakin para beliau selalu menengadahkan doa tingkat tinggi kepada sang maha disaat kita sedang lalai dan lupa.

Semoga apa yang jadi semoga tidak hanya disemogakan oleh kesemogaan belaka, hanya menjadi semoga yang semoga oleh semoga. Namun, jadi nyata yang nyata yang dinyatakan oleh kenyataan.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *