“Tak cukup manusia hidup hanya menggunakan pikirannya belaka, menggunakan kecerdasan otak, tapi perlu juga tumbuhnya selaras dengan tenaga batin. Seseorang yang beranggapan bahwa dengan wetenschap akan sampai ke Ilahi itu tak benar. Anggapan itu hanya timbul pada mereka yang belum lepas kecerdasannya. Mereka yang hanya menjunjung wetenschap saja, sebetulnya akan merugikan wetenschap saja …
Masyarakat memang mebutuhkan tiga tujuan: sosial, intelek, dan politik, dan semuanya itu tak lain hanya menghendaki memelihara batin –roh- tiap-tiap bangsa, tiap-tiap golongan, tiap-tiap kaom, mau laki-laki atau perempuan, begitu juga pemuda. Juga ditegaskan bahwa penghargaan itu ditetapkan oleh anggapan, dan penghargaan menempatkan kedudukan. Begitu juga keadaanya Pasundan, ketika didirikannya harganya ditetapkan oleh anggapan pada saat itu, begitu juga dengan isi azas dan tujuan Pasundan.
Bagi mereka yang melihat Pasundan sambil lalu saja, banyak yang berpendapetan bahwa Pasundan itu hanya perkumpulan sosial saja, sedangkan Pasundan bukan perkumpulan sosial saja tapi memang Pasundan yang berangan-angan sosial, ekonomi dan politik. Memang Pasundan tentang perguruannya lebih pesat daripada keekonomiannya dan kepolitikannya. Tetapi untuk menghilangkan salah raba itu, pada tempatnya usahanya yang lain harus diusahakan supaya selaras dengan kamajuan kesosialannya tadi, supaya lekas sampai ke dalam keadaan politik bewust (kesadaran politik, pen).
Sekarang kami serahkan kepada hadirin semuanya, sebab Pasundan memang kepunyaan kamu semuanya!”
(Kutipan Pidato Oto Iskandar di Nata dalam Kongres Pasundan 1941)
Dirgahayu, 107 Tahun Paguyuban Pasundan!
No responses yet