Lelaki ini kelihatan murung sekali. Duduk sendirian di pojok masjid sambil menatap langit. Wajahnya memperlihatkan kegalauan luar biasa. Pakaiannya lusuh, badannya pun seperti tak terurus. Sesekali  memang dia tersenyum, namun senyumannya hambar, lalu terdiam kembali. Orang yang menyapanya tidak disahutinya. Sepertinya, lelaki ini sedang sibuk berbincang dengan dirinya sendiri.

Petugas kebersihan masjid mendekatinya dan bertanya pelan-pelan sedang berpikir apa kok seharian duduk di tempat yang sama dengan gaya yang sama. Lelaki itu menjawab: “Saya sedang mencari cara yang cepat dan tepat bagaimana caranya memindahkan uang yang ada di kepala saya ke rekening tabungan saya.”

Petugas kebersihan masjid tertawa ngakak dan menduga kuat bahwa lelaki itu sedang stress berat karena adanya gap (jurang pemisah) antara keinginan kepalanya untuk kaya dengan rekening bank nya yang kosong angka. Iya, benar. Terlalu jauhnya jarak pembeda antara keinginan dan kenyataan sering menjadi penyebab stress. Karena itu maka dalam urusan dunia ini janganlah terlalu tinggi dan besar keinginan. Syukuri apa yang ada, syukuri dan manfaatkan sebaik mungkin untuk sesuatu yang membuat Allah ridla pada kita.

Petugas kebersihan masjid bertanya lagi mengapa dia, lelaki itu, menjadi murung dan stress. Lelaki itu menjawab: “Saya ikut kursus pengelolaan keuangan yang benar agar supaya saya kaya. Ternyata saya memiliki kendala terbesar dalam mengelola keuangan itu.”  Lelaki itu terdiam lama. Petugas kebersihan masjid penasaran, sepenasaran kita para pembaca tulisan ini, apa kendala terbesar pengelolaan keuangannya. Ditanyakanlah pada lelaki itu, jawabnya adalah: “Masalah dan kendala utama saya adalah saya tidak punya uang untuk dikelola.” Petugas kebersihan masjid tertawa berat sambil berujar: “Benar-benar stress ini orang. Hahaha.” Bagi yang tak punya uang, jangan bingung dengan pengelolaan keuangan ya. Salam, AIM

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *