Sosialsasi tips dan trik bagi mahasiswa Indonesia termasuk Papua di AS sangat penting dilakukan agar dapat melanjutkan karir di AS, baik melalui bergabung di perusahaan besar maupun membangun startup sendiri. Itulah yang disampaikan Ida Bagus Made Bimantara, Deputy Chief of Mission ketika membuka Talkshow Hacks Buat Maji di AS, (22/11)

Menurutnya, untuk melawan propaganda negatif terkait isu Papua, perlu membangun kemitraan pendidikan dan pengembangan tenaga kerja di Indonesia sehingga akan memperkuat pesan pada narasi positif tentang komitmen pemerintah terhadap pendidikan tinggi dan pengembangan SDM di Papua.

“Kami  selalu mendukung para mahasiswa Indonesia terutama dari wilayah timur (Papua) dalam pendidikan dan masa transisi mereka memasuki dunia kerja.” Jelas Brook Ross, Founder & Managing Director dari Indonesia Education Partnerships.

Sementara itu, Harry Sugama, peneliti peningkatan transparansi pasar di AS, menyatakan bahwa networking sangat penting, terutama targeted networking. Selain itu, harus percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki. Dengan dua hal tersebut, tidak hanya menciptakan network yang random tetapi sudah tertarget tujuan yang akan dicapai serta harus menguasai bidang yang menjadi passion.

“Komitmen Indonesia terhadap integritas, transparansi, dan pembangunan ekonomi digital yang inklusif sangat relevan untuk membangun kepercayaan dan memberikan perspektif positif tentang masa depan Papua dalam konteks pembangunan nasional dan integrasi ekonomi.” jelas penerima tiga gelar master dari Universitas Lancaster, Sekolah Bisnis Em Lyon Prancis, dan Universitas Ludwig Maximilian Munich tersebut.

Senada dengan itu, Dimison Kogoya, Presiden Ikatan Mahasiswa Papua di Amerika Serikat dan Kanada (IMAPA USA-Kanada) periode 2022-2024 menceritakan pengalamannya dalam memimpin Komunitas Mahasiswa Papua di AS. Ia menunjukkan komitmennya untuk mendukung keberhasilan akademik dan kesejahteraan mahasiswa Papua di AS.

“jaringan sangat bermanfaat baik dalam menjalankan pendidikan maupun dalam pekerjaan. Jaringan juga dapat menjadi wadah untuk bertukar pikiran atau ide-ide. Selain itu, diperlukan juga motivasi. Terdapat sejumlah tantangan terutama terkait dengan perbedaan budaya antara AS dan Indonesia. Saat menjalani pendidikan di AS, jangan malu bertanya dan mulai membuat profiling. Dalam meniti karir, kita harus memiliki carrier roadmap, untuk menuntun kita mencapai tujuan dengan jelas dengan sejumlah pendukung antara lain mentor yang sesuai dengan tujuan karier yang ingin dicapai dan memanfaatkan networking dan meningkatkan kemampuan.” tandas data Analyst di Indonesia Education Partnership tersebut.

Begitupun Arcky Meraxa, WNI yang sukses berkarier di AS mengajak mahasiswa Indonesia agar berhasil dalam menyelesaikan pendidikan dan berkarier di perusahaan unggul di dunia, menunjukkan komitmennya untuk mendukung keberhasilan akademik dan kesejahteraan mahasiswa Indonesia termasuk mahasiswa asal Papua di AS.

“Hal utama yang juga harus dimiliki oleh setiap orang yang memiliki tujuan sukses dalam berkarir adalah kegigihan yang diramu dengan networking dan soft skill. Selain itu, juga perlu punya kemampuan menyusun resume dan latihan teknis berupa latihan interview.” Jelas alumni S1 di Taylor’s University College dan S2 serta S3 di Universiy at Buffalo.

Menurut LeRoy Hollenbeck, Direktur Tanggung Jawab Sosial di Freeport-McMoRan, institutionalize soft skill sangat penting bagi setiap orang untuk sukses dalam kehidupannya, termasuk di pendidikan dan karier. Institutionalize soft skill yang dimaksud yaitu integritas/kejujuran, berani ambil risiko dengan cara bijaksana, empati/kasih sayang, sensitivitas terhadap budaya, altruisme, semangat petualang, dan rendah hati.

“Ada kalanya kita perlu menjalani pekerjaan transisi sebelum mencapai apa yang dicita-citakan, antara lain sebagai guru/pendidik profesional. Sektor swasta/pengusaha, sukarelawan, politisi/PNS.” Ujar mentor para pelajar Papua di AS tersebut.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *