Malang,jaringansantri.com- Kitab-kitab karya Ulama Nusantara yang sebagian besar berupa manuskrip, sangat penting untuk dikaji. Hal ini menjadi bahasan Seminar di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan tema “Filologi Islam Nusantara ; Kitab, Manuskrip, dan Korespondensi Ulama”. Rabu, (04/10).
Seminar tersebut menghadirkan penulis buku “Mahakarya Islam Nusantara”, A. Ginanjar Sya’ban. Zainul Milal Bizawie dan Dr. M. Faisol M.Ag. (Dosen Filologi UIN Maliki Malang).
Ginanjar mengatakan Karya-karya ulama Nusantara sudah memenuhi rak-rak buku perpustakaan Mesir, Timur Tengah. “Ketika belanda bilang kita bangsa yang bita huruf. Ulama-ulama Nusantara telah melahirkan banyak karya yang menjadi rujukan dunia”, ujarnya.
Ulama-ulama Nusantara yang sudah sejak lama mewarnai belanyikan keilmuan dunia Islam. Ginanjar menyebutkan satu kitan berjudul “A’lam al makkiyah”. Berisi biografi ulama-ulama Nusantara yang bermukim di haramain, mengajar dan mengarang kitab. “Nilai-nilai Islam Nusantara ikut dalam belantika keilmuan Islam dunia”, tandas alumni AlAzhar Mesir ini.
Melengkapi penjelasan Ginanjar, Zainul Milal mengatakan dengan menggali peninggalan ulama-ulama Nusantara, kita akan membuktikan bahwa Islam di Nusantara ini bukan Islam primitif atau pinggiran. “Peninggalan ulama-ulama terdahulu, jika diteliti memiliki nafas peradaban Islam yang kuat”, jelasnya.
Mahasiswa jurusan filolog di UIN Malang ini, lanjut Milal, adalah filolog yang santri, yang tentu memilki akar keislaman yang kuat. “Sehingga akan memahami ruh atau spirit keislaman Nusantara. Dengan pemahaman santri sebuah karya akan hidup, tidak hanya ilmiah tapi juga amaliah. Bermanfaat bagi masyarakat”, tandasnya.
Penulis buku “Masterpiece Islam Nusantara” ini mengatakan bahwa UIN Maliki mempunyai tanggung jawab meneruskan perjuangan dan wajib menggali khazanah dari Maulana Malik Ibrahim. Penting untuk digali keilmuannya, tidak hanya sekedar nama.
Sementara itu, M. Faisol menilai buku Mahakarya Islam Nusantara sangat membanggakan dan layak diapresiasi. “Ia sudah mendokumendasikan, merensi, segaligus mendeskripsikan karya-karya ulama Nusantara.”, ujarnya.
Ia menambahkan “Karya-karya Ulama Nusantara yang di ulas di buku ini, menggambarkan ada satu kosmologi keilmuan keagamaan, baik itu fiqh, ushul, tasawuf, tafsir dll, yang itu lebih bisa diterima masyarakat Indonesia.”
“Manuskrip Ulama-ulama terdahulu memiliki nilai-nilai khazanah yang kaya. Jika kita menelitinya, paling tidak kita tidak akan kehilangan katakteritik keislaman kita”, pungkasnya.
Seminar ini merupakan bagin dari rangkaian Road Show bedah buku “Mahakarya Islam Nusantara” bersama A. Ginanjar Sya’ban dan Zainul Milal Bizawie, di 12 titik Jawa Timur dan Jawa Tengah.
UIN Maliki Malang adalah tempat ketiga, setelah UINSA Surabaya dan STAI Al-Fitrah. Beberapa tempat lain yang akan menjadi tujuan berikutnya antara lain PC. RMI NU Tulungagung, PP HM Mahrusiyyah Lirboyo Kediri, IAIN Surakarta, PP. Salafiyah Kajen Pati, STIBI Syekh Jangkung Pati, STAIN Kudus, Universitas Semarang, dan PP. Ashabul Kahfi Kendal.(Hery).
Comments are closed