Categories:

Oleh: Muhammad agil prasetyo

Sebagai Pemimpin Keluarga dalam Islam, suami memiliki kedudukan sebagai pemimpin keluarga (qawwam). Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an:

 “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka…” (QS. An-Nisa: 34)

Kepemimpinan suami bukan berarti dominasi, melainkan tanggung jawab untuk menjaga stabilitas, mengarahkan, dan membimbing keluarga menuju kebaikan. Pemimpin yang baik harus menunjukkan sifat-sifat berikut:

– Adil: Memperlakukan istri dan anak-anak dengan penuh keadilan.

– Bijaksana: Mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang matang dan musyawarah bersama keluarga.

– Tegas namun lembut: Menegakkan aturan tanpa menggunakan kekerasan atau otoriter.

Seorang suami juga harus menjadi teladan dalam segala aspek kehidupan, baik dalam ibadah, akhlak, maupun perilaku sehari-hari.

2. Memberikan Nafkah dengan Halal

Kewajiban utama seorang suami adalah memberikan nafkah kepada keluarganya. Nafkah ini meliputi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal, serta aspek pendidikan dan spiritual. Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda:

“Dan mereka (para istri) memiliki hak atas kalian (para suami) untuk mendapat rezeki dan pakaian dengan cara yang ma’ruf (baik).” (HR. Muslim)

Namun, yang paling penting adalah memastikan bahwa nafkah yang diberikan berasal dari sumber yang *halal*. Allah SWT tidak akan memberkahi keluarga yang hidup dari harta haram. Oleh karena itu, suami harus bekerja keras dengan cara yang jujur, tidak melibatkan riba, penipuan, atau cara-cara lain yang dilarang dalam Islam.

3. Menjadi Teladan dalam Akhlak

Rasulullah SAW adalah contoh terbaik dalam memperlakukan keluarganya. Beliau tidak hanya memenuhi kebutuhan materi keluarganya, tetapi juga menunjukkan akhlak yang mulia. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

 “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi)

Sebagai teladan, suami harus:

– Menjaga tutur kata: Tidak menggunakan kata-kata kasar atau menyakitkan hati.

– Bersikap adil: Tidak membeda-bedakan kasih sayang kepada anak-anak, terutama jika memiliki lebih dari satu istri.

– Membangun hubungan kasih sayang: Menunjukkan cinta dan perhatian kepada istri dan anak-anak.

Akhlak suami menjadi contoh nyata bagi anak-anak dan akan membentuk karakter mereka dalam kehidupan sehari-hari.

4. Mendidik Istri dan Anak-anak

Pendidikan adalah kunci utama dalam membentuk keluarga sakinah. Sebagai imam dalam keluarga, suami bertanggung jawab untuk mendidik istri dan anak-anaknya agar hidup sesuai dengan ajaran Islam. Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim: 6)

Tugas ini mencakup:

– Mendidik istri: Membimbing istri dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslimah, seperti menunaikan shalat, menutup aurat, dan menjaga akhlak.

– Mendidik anak-anak: Menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini, seperti keimanan, kejujuran, dan kasih sayang terhadap sesama.

– Menanamkan nilai moral dan agama: Mengajarkan anak-anak tentang pentingnya beribadah, membaca Al-Qur’an, dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.

Pendidikan dalam keluarga harus dilakukan dengan cara yang lembut dan penuh kasih sayang agar anak-anak merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar.

5. Membangun Komunikasi yang Baik

Komunikasi yang efektif adalah fondasi penting dalam rumah tangga. Suami harus mampu memahami perasaan dan kebutuhan istri serta anak-anaknya. Rasulullah SAW memberikan contoh bagaimana beliau selalu mendengarkan dan berbicara kepada keluarganya dengan lembut.

Beberapa cara membangun komunikasi yang baik:

– Mendengarkan dengan empati: Memahami keluhan atau masalah istri tanpa menghakimi.

– Menghindari konflik yang tidak perlu: Tidak memperbesar masalah kecil yang dapat merusak keharmonisan keluarga.

– Berkomunikasi dengan jujur: Menyampaikan apa yang dirasakan atau dipikirkan secara terbuka namun tetap menjaga perasaan pasangan.

Komunikasi yang baik akan menciptakan hubungan yang harmonis dan saling percaya antara suami, istri, dan anak-anak.

6. Memberikan Kasih Sayang kepada Istri*

Kasih sayang adalah inti dari keluarga sakinah. Rasulullah SAW menunjukkan kasih sayang kepada istrinya dengan cara-cara sederhana namun bermakna, seperti berbicara dengan lembut, membantu pekerjaan rumah, dan menunjukkan perhatian. Dalam hadis, beliau bersabda:

 “Orang yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan yang paling baik kepada istrinya.” (HR. Tirmidzi)

Suami dapat menunjukkan kasih sayang dengan:

– Memberikan pujian atau apresiasi kepada istri.

– Meluangkan waktu untuk berbincang atau melakukan kegiatan bersama.

– Tidak segan menunjukkan cinta dan perhatian melalui tindakan kecil, seperti membantu pekerjaan rumah atau memberikan kejutan sederhana.

7. Menghormati Hak dan Kedudukan Istri

Dalam Islam, istri memiliki hak yang harus dihormati oleh suami. Rasulullah SAW sangat menghormati istrinya, bahkan dalam banyak riwayat beliau membantu pekerjaan rumah tangga. Menghormati istri berarti:

– Tidak memaksakan kehendak yang melampaui batas.

– Memberikan kebebasan kepada istri untuk menyampaikan pendapat.

– Menghargai usaha istri dalam menjaga rumah tangga.

Perlakuan yang baik kepada istri akan menciptakan rasa saling menghormati di antara pasangan.

8. Bersikap Sabar dan Penuh Pengertian

Setiap rumah tangga pasti menghadapi ujian, baik berupa masalah ekonomi, konflik internal, maupun tantangan lainnya. Dalam situasi seperti ini, suami harus bersikap sabar dan penuh pengertian. Rasulullah SAW bersabda:

“Seorang yang kuat bukanlah yang menang dalam bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kesabaran suami akan menjadi penenang bagi keluarganya dan membantu menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.

9. Menjaga Hubungan Spiritual Keluarga

Keseimbangan antara duniawi dan ukhrawi adalah kunci keluarga sakinah. Suami bertanggung jawab untuk menjaga hubungan spiritual keluarganya, seperti:

– Mengajak istri dan anak-anak untuk shalat berjamaah.

– Membiasakan membaca Al-Qur’an bersama.

– Menghadiri kajian atau majelis ilmu keluarga.

Keluarga yang dekat dengan Allah SWT akan selalu diliputi oleh keberkahan dan ketenangan

10. Memperhatikan Kesejahteraan Emosional Keluarga

Selain memenuhi kebutuhan materi, suami juga harus memperhatikan kesejahteraan emosional keluarganya. Hal ini dapat dilakukan dengan:

– Memberikan perhatian kepada istri dan anak-anak.

– Menunjukkan rasa syukur atas keberadaan mereka dalam hidupnya.

– Mendukung istri dan anak-anak dalam setiap pencapaian mereka.

Kesejahteraan emosional yang terjaga akan menciptakan suasana rumah tangga yang penuh kebahagiaan.

Referensi

1. Al-Qur’an, Surah Ar-Rum: 21. 

2. Al-Qur’an, Surah An-Nisa: 34. 

3. Al-Qur’an, Surah At-Tahrim: 6. 

4. Hadis Riwayat Tirmidzi. 

5. Hadis Riwayat Abu Dawud. 

6. Tafsir Ibnu Katsir. 

7. Buku Membangun Rumah Tangga Sakinah oleh Dr. Aidh Al-Qarni. 

8. Buku Fiqh Keluarga oleh Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili. 

9. Artikel “Keluarga Sakinah dalam Islam” di situs NU Online. 

10. Artikel “Peran Suami dalam Islam” di situs Muhammadiyah.id.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *