Categories:

Oleh: Angger rafi al undi

      Keluarga sakinah adalah impian setiap pasangan, di mana keharmonisan, cinta, dan ketenangan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun, dalam realitasnya, berbagai tantangan dan stres dapat mengganggu keharmonisan tersebut. Stres dalam keluarga bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah ekonomi, komunikasi yang buruk, atau perbedaan pandangan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengatasi stres dalam keluarga agar dapat mewujudkan keluarga sakinah. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi stres dalam keluarga berdasarkan prinsip-prinsip Islam.

1. Memahami Penyebab Stres

Sebelum mengatasi stres, penting untuk memahami penyebabnya. Stres dalam keluarga bisa berasal dari:

* Masalah Ekonomi: Kesulitan finansial sering kali menjadi sumber utama stres. Keluarga perlu merencanakan keuangan dengan bijak dan transparan.

* Komunikasi yang Buruk: Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan baik dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik.

* Tuntutan Pekerjaan: Beban kerja yang tinggi dapat mengurangi waktu berkualitas bersama keluarga, yang dapat menambah stres.

2. Menerapkan Komunikasi yang Efektif

Komunikasi yang baik adalah kunci untuk mengatasi stres dalam keluarga. Dalam Islam, komunikasi harus dilakukan dengan cara yang baik dan penuh adab.

* Dengarkan dengan Empati: Setiap anggota keluarga harus merasa didengar. Luangkan waktu untuk mendengarkan keluhan dan perasaan satu sama lain.

* Bicarakan Masalah Secara Terbuka: Jangan biarkan masalah menumpuk. Diskusikan masalah yang ada dengan cara yang konstruktif dan tanpa menyalahkan satu sama lain.

* Gunakan Bahasa yang Positif: Hindari kata-kata yang menyakitkan. Gunakan bahasa yang membangun dan mendukung.

3. Mengelola Keuangan dengan Bijak

Masalah keuangan sering kali menjadi sumber stres dalam keluarga. Oleh karena itu, penting untuk mengelola keuangan dengan bijak.

* Buat Anggaran Keluarga: Rencanakan pengeluaran dan pendapatan dengan baik. Buat anggaran bulanan yang realistis dan patuhi.

* Diskusikan Keuangan Bersama: Suami dan istri harus saling terbuka mengenai penghasilan dan pengeluaran. Diskusikan rencana keuangan untuk masa depan.

* Hindari Utang yang Tidak Perlu: Usahakan untuk tidak terjebak dalam utang yang tidak perlu. Jika terpaksa berutang, pastikan untuk memiliki rencana pembayaran yang jelas.

4. Membangun Kualitas Waktu Bersama

Menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga dapat membantu mengurangi stres. Dalam Islam, keluarga adalah prioritas utama.

* Luangkan Waktu untuk Bersama: Jadwalkan waktu untuk berkumpul sebagai keluarga, baik itu untuk makan bersama, berlibur, atau sekadar berbincang.

* Lakukan Aktivitas yang Menyenangkan: Temukan hobi atau aktivitas yang disukai semua anggota keluarga, seperti berolahraga, memasak, atau menonton film bersama.

* Ciptakan Kenangan Indah: Buat momen-momen berharga yang dapat dikenang, seperti merayakan hari spesial atau melakukan perjalanan bersama.

5. Mengandalkan Doa dan Pendekatan Spiritual

Dalam menghadapi stres, pendekatan spiritual sangat penting. Doa dapat menjadi sumber ketenangan dan kekuatan.

* Berdoa Bersama: Luangkan waktu untuk berdoa bersama sebagai keluarga. Memohon petunjuk dan perlindungan dari Allah SWT dapat memberikan ketenangan.

* Tingkatkan Ibadah: Tingkatkan ibadah bersama, seperti shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an, atau mengikuti kajian agama. Ini dapat memperkuat ikatan spiritual dalam keluarga.

* Bersyukur: Latih diri untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan. Rasa syukur dapat mengurangi stres dan meningkatkan kebahagiaan.

6. Memaafkan dan Berlapang Dada

Konflik dan kesalahan adalah hal yang wajar dalam keluarga. Memaafkan adalah kunci untuk mengatasi stres.

* Praktikkan Memaafkan: Ketika terjadi kesalahan, baik suami maupun istri harus siap untuk memaafkan. Ini akan mengurangi beban emosional dan memperkuat hubungan.

* Bersikap Lapang Dada: Hadapi perbedaan pendapat dengan sikap yang terbuka. Jangan biarkan perbedaan tersebut menjadi sumber stres.

Faktor-faktor Penyebab Stres dalam Keluarga

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan stres dalam keluarga antara lain:

  • Masalah Ekonomi: Kesulitan keuangan, hutang, atau pengangguran dapat menjadi sumber stres yang besar.
  • Komunikasi yang Buruk: Kurangnya komunikasi yang efektif, saling menyalahkan, atau tidak mau mendengarkan dapat memicu konflik dan stres.
  • Perbedaan Pendapat: Perbedaan pandangan dalam mengasuh anak, mengelola keuangan, atau masalah lainnya dapat menimbulkan ketegangan.
  • Masalah Kesehatan: Penyakit yang diderita oleh anggota keluarga dapat menimbulkan stres bagi seluruh anggota keluarga.
  • Intervensi Keluarga Besar: Campur tangan yang berlebihan dari keluarga besar terkadang dapat menimbulkan stres dalam keluarga inti.

Cara Mengatasi Stres dalam Keluarga Menurut Islam

Islam memberikan panduan yang lengkap dalam mengatasi stres, di antaranya:

  1. Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan: Dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT, hati akan menjadi tenang dan damai.
    • Dalil Al-Quran:(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)  
  2. Sabar dan Tawakal: Menerima ujian dengan sabar dan menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT.
    • Dalil Al-Quran:Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)  
  3. Memperbaiki Komunikasi: Berbicara dengan baik, saling mendengarkan, dan menghindari perkataan yang menyakitkan.
    • Dalil Hadis:Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan yang paling baik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap istrinya.” (HR. Tirmidzi)
  4. Saling Memaafkan: Memaafkan kesalahan pasangan dan anggota keluarga lainnya dapat meredakan ketegangan.
    • Dalil Al-Quran:Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf: 199)
  5. Musyawarah: Membicarakan masalah secara bersama-sama untuk mencari solusi terbaik.
    • Dalil Al-Quran:Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. Asy-Syura: 38)  
  6. Berdoa: Memohon pertolongan dan kemudahan kepada Allah SWT.
    • Dalil Hadis:Doa adalah otaknya ibadah.” (HR. Tirmidzi)
  7. Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental: Istirahat yang cukup, makan makanan sehat, dan berolahraga secara teratur.
    • Dalil Hadis:Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu) dan janganlah sekali-kali kamu malas. Apabila kamu tertimpa sesuatu (musibah), maka janganlah kamu mengatakan; seandainya aku melakukan demikian, niscaya akan demikian dan demikian, akan tetapi hendaklah kamu mengatakan; ini adalah takdir Allah dan Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya, karena sesungguhnya perkataan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan syaitan.” (HR. Muslim)

Referensi:

  • Al-Quran dan Terjemahannya
  • Hadis-hadis Shahih
  • Buku-buku tentang Psikologi Islam dan Keluarga Sakinah
  • Artikel-artikel terkait di internet (seperti yang saya berikan sebelumnya dari Alodokter, Merdeka.com, Glints, Halodoc, dan RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang)

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *