JAKARTA- Dunia pesantren akan segera memiliki Profil Santri Indonesia. Naskah Akademik Profil Santri Indonesia yang dirumuskan Majelis Masyayikh bersama Tim Ahli/Tim Perumus masuki tahap uji publik. Uji Publik Profil Santri Indonesia digelar secara khusus oleh Majelis Masyayikh mulai 3-5 November yang bertempat di Novotel Gadjah Mada, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Ketua Majelis Masyayikh KH. Abdul Ghofarrozin M. Ed (Gus Rozin) menyampaikan, dalam konteks pendidikan pesantren, sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, Profil Santri Indonesia ini sejajar dengan Profil Pelajar Pancasila.
“Bukan berarti berbeda dengan Profil Pelajar Pancasila, namun pendidikan pesantren dengan keberagaman, kekhasan dan kemandiriannya juga dapat mengisi ruang-ruang baik di dalam maupun di luar pesantren. Profil Santri Indonesia ini akan memiliki karakter dan kompetensi yang diharapkan diraih oleh santri Indonesia,” kata Gus Rozin.
Guna mendapatkan masukan, saran, umpan balik, beragam insight dari stakeholder utama pesantren yakni Pengasuh Pondok Pesantren, Majelis Masyayikh mengundang lebih dari 20 pengasuh pesantren dari berbagai daerah / Provinsi.
Gus Rozin juga menjelaskan, kehadiran Profil Santri Indonesia bukan semata-mata tanpa dasar. Namun perumusan Profil Santri Indonesia merupakan terjemahan dari tujuan pendidikan pesantren sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.
“Profil Santri Indonesia ini diharapkan menjadi “pintu pertama” untuk membangun jembatan antara pendidikan pesantren dengan di luar pesantren. Dengan dampak yang diharapkan agar alumni pesantren dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi pada jalur pendidikan lain, seperti sekolah dan Perguruan Tinggi,” ucap Kyai lulusan Monash University, Australia ini.
Penanggung Jawab Profil Santri Indonesia, Dr KH Abdul Ghofur Maimoen mengatakan, melalui Profil Santri Indonesia nantinya akan memiliki kriteria-kriteria seperti karakter ideal santri, kompetensi dasar dan lulusan santri, serta acuan penyelenggaraan Pendidikan pesantren untuk mewujudkan khittah pesantren dan cita-cita berbangsa dan bernegara.
“Majelis Masyayikh sebagai Lembaga penjaminan mutu Pendidikan pesantren berkomitmen dalam penguatan dan penjaminan mutu pesantren. Salah satu cara mewujudkan penjaminan mutu Pendidikan Pesantren, adalah dengan mendefinisikan Profil Santri Indonesia,” kata ujar Pengasuh Ponpes Al-Anwar, Sarang, Rembang ini.
Dalam pandangan Majelis Masyayikh, Gus Ghofur mengungkap ada beberapa alasan diperlukannya Profil Santri Indonesia. Di antaranya Pertama, Profil Santri Indonesia digunakan sebagai acuan dalam menyusun kompetensi lulusan dan kurikulum pendidikan pesantren di semua jenis dan jenjang pendidikan pesantren. Kedua, Perkembangan dan tantangan global yang dinamis, tidak menentu, kompleks dan ambigu (VUCA, volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity) juga dihadapi pesantren dan santri. Karena itu, profil Santri Indonesia dirumuskan untuk mempersiapkan santri dapat merespons tantangan global tersebut.
Selanjutnya yang ketiga, Pesantren merupakan lembaga pendidikan genuine Indonesia untuk mencetak santri yang tafaqquh fi al-din, meneladankan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, perlu terus diperkuat, sehingga profil santri Indonesia sebagai upaya mewujudkan khittah Pendidikan pesantren.
Lalu, pada poin keempat, mandat pembukaan UUD 1945 adalah “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. “Mandat tersebut juga diamanatkan kepada pesantren dan santri. Karena itu perumusan profil santri Indonesia ini untuk memenuhi mandat tersebut,” tutupnya.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *