PKI adalah sejarah kelam. Praktik Politik Hitam yang mengerikan. Mereka menghalalkan semua cara untuk mendapat kekuasaan, mengintimidasi, teror, janji palsu termasuk membunuh dan menyebar berita hoax. Ini cara dan strategi PKI maka jangan ditiru.

*^^^^*

Pro kontra apakah G 30 S PKI rekayasa orde baru dan tentara masih lekat di sebagian masyarakat. Menjadi bahan bincang dan diskusi yang belum selesai. Pun dengan pembunuhan para jendral angkatan darat yang dianggap sebagai propaganda dan jalan mudah bagi Soeharto mencapai kekuasaan. Membolak-balik sejarah Inilah salah satu hasil reformasi yang kita banggakan.

G 30 S hanyalah sekian dari teror yang dilakukan PKI karena sebelumnya mereka juga telah melakukan praktik politik hitam beberapa kali. Di Madiun, Kediri, Blitar, menjadi saksi sejarah bahwa PKI adalah partai beringas.

Meski ada ikhtiar dan upaya dari PKI untuk cuci tangan dan menempatkan diri sebagai kurban politik yang dizalimi atau difitnah. Problem besarnya adalah kekuasaan yang direbutkan. Intrik dan infiltrasi adalah khas gaya PKI yang mematikan. Lawan dan kawan politik kerap menjadi kurban.

***

Sejarah adalah soal rumit. Tergantung siapa yang tulis. Siapa dapat menceritakan kejadian dengan tepat. Satu peristiwa diceritakan tiga orang berbeda hasilnya pasti tidak sama. Itulah sejarah. Tanpa mengurangi akurasi dan obyektifitasnya.

Memutar kembali film G 30 S PKI adalah langkah preventif dan pengingat. Bahwa pada suatu etape perjalanan bangsa kita pernah ada tragedi kemanusiaan memilukan. Perebutan kekuasaan atau Coup’deta yang dilakukan PKI dengan cara tidak sportif. Pembantaian dan menyebar hoax. Jadi sia-sia upaya mengubah apalagi menghapus sejarah.

***

Komunisme kembali menguat ketika kapitalisme tumbuh subur. Berselingkuh dengan penguasa. Menguasai tanah dan uang untuk segelintir orang. Bukan hanya kapital karena sistem pengelolaan buruk yang hanya menguntungkan sekelompok orang apalagi etnis minoritas.

Negara kita telah dikuasai sekelompok kecil yang memiliki kekuatan mengendalikan kebijakan negara. Menguasai hukum. Bahkan politik. Ada akumulasi kekuasaan berpusat pada sekelompok kecil.

Semua prasyarat telah terpenuhi buat tumbuhnya komunisme. Kesenjangan sosial. Kapitalisasi dan kooptasi. Harusnya ini yang kita lawan, ini penyebab utamanya.

***

Jaman telah berubah. Tak terbayang duduk 3 jam menyaksikan film G 30 S dengan gambar dan teknik jadul. Bagi saya tak mengapa semacam reuni masa SMP, tapi anak saya pasti ketawa dan tidak betah. Bukan pada esensi politik yang hendak kita bangun tapi fokus pada gambar film dengan durasi panjang dan membosankan.

Bukan tak setuju kembali diputar. Tapi saya kawatir justru jadi bahan olok anak muda jaman sekarang. Bahkan kalau boleh memilih, saya lebih suka lihat film “senyap” yang bercerita tentang keluarga yang jadi kurban karena dituduh PKI lebih menarik.

*^^^^*

Paradoksnya, PKI telah berkembang dinamis. Sementara paham kita tentang komunis masih konvensional. Alias jadul. Komunisme telah beranak pinak dengan berbagai varian ideologi , salah satunya: new left (kiri baru). Komunis jenis ini lebih kejam dan lincah. Gerakan ini mengabaikan Dialektika Hegelian atau Materialisme Feurbach. Digandrungi anak muda dan mahasiswa. Sementara pandangan kita tentang komunis hanya tertuju pada PKI. Ah kuno … “.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *