- Palestina Dalam Perang Dunia (1914-1918)
Palestina (bahasa Suryani) ialah sebuah daerah di Timur Tengah antara Laut Tengah dan Sungai Yordan. Status politiknya masih dalam perdebatan. Sebagian besar negara di dunia termasuk negara-negara anggota OKI, Asean, dan Gerakan non Blok mengakui keberadaannya, baik negara Israel maupun negara Palestina. Palestina berbatasan dengan Yordania, Mesir, dan Lebanon.
Pada tanggal 2 November 1917 berhasilnya deklarasi Perjanjian Balfour dengan komitmen Inggris untuk mendirikan negara nasional Yahudi di Palestina. Janji Bolfour adalah sebuah perjanjian yang paling aneh dalam sejarah manusia. Perjanjian ini dilakukan dengan tipu daya muslihat atas keinginan penduduk pribumi yang sah atas wilayah tersebut. Balfour berjanji untuk memberikan wilawah negeri yang bukan miliknya, bahkan yang belum dijajah Inggris (Muhsin Muhamad Shaleh 2002: 46).
- Palestina di bawah Penjajahan Inggris (1917-1948)
Inggris dapat menjajah Palestina pada 9 Desember 1917. Setelah penjajahan Inggris, mereka memberlakukan undang-undang pemerintahan militer di Palestina hingga akhir Juni 1920, kemudian berubah ke pemerintahan sipil.
Sepanjang pemerintahan Inggris, bangsa Palestina dilarang membangun lembaga- lembaga konstitusional dan pemerintahan serta harus tunduk ke pemerintahan Inggris secara langsung. Inggris mempersempit ruang gerak bangsa Palestina hingga sulit untuk mencari kehidupan dan rezeki. Inggris turut menganjurkan bangsa Yahudi untuk bermigrasi ke Palestina, sehingga jumlah Yahudi bertambah dari 55 ribu pada tahun 1918 menjadi 650 ribu pada tahun 1948. Mereka juga secara insentif melucuti senjata rakyat Palestina, membunuh orang yang memiliki senjata dan bahkan menahan mereka yang menyimpan peluru dan pedang (Muhsin Muhamad Shaleh 2002: 48).
Pergerakan Nasional Palestina
- Pergerakan Nasional Palestina (1918-1929)
Pada Muktamar Palestina Kelima (22-25 Agustus 1922) para peserta muktamar berhasil membuat satu kesepakatan dan piagam nasional dengan bersumpah untuk komitmen padanya, “Kami selaku repsentasi bangsa Arab Palestina di Muktamar Arab Palestina kelima yang diadakan di kota Nablus berjanji di depan Allah, sejarah, dan bangsa, untuk melanjutkan upaya yang tercecer guna merebut kemerdekaan negeri dan mewujudkan kesatuan Arab dengan segala cara yang legal. Kami tidak akan menerima berdirinya negara nasional Yahudi atau imigrasi Yahudi” (Muhsin Muhamad Shale 2002: 52).
Pada tempo ini berlaku tiga revolusi yang diekspresikan secara gegap gempita amara massal rakyat Palestina terhadap proyek Yahudi, dan turut mengorbankan banyak jiwa.
- Revolusi Palestina al-Kubra (1936-1939)
Revolusi al-Kubra merupakan revolusi terbesar sepanjang sejarah, revolusi in meledak pada tanggal 15 April 1936 oleh sejumlah pejuang al-Qassam di bawah pimpina Syekh Farhan as-Saadi yang berhasil membunuh dua orang Yahudi. Kemudian peristiw ini melahirkan amarah Yahudi, akhirnya bangsa Palestina mengumumkan pemogoka massal pada tanggal 20 April. Partai-partai Arab dapat disatukan dan Komite Arab dapa dibentuk pada tanggal 25 April. Aksi mogok terus berlangsung hingga 178 hari da menjadi aksi mogok sepanjang dalam sejarah bangsa Palestina secara keseluruhan Revolusi ini telah sampai pada puncaknya pada Musim panas tahun 1939 dengan terbunu banyaknya para aktivis revolusi.
- Perang 1948
Perang Arab-Israel 1948, atau disebut juga sebagai “perang kemerdekaan” ata “perang pembebasan” oleh orang Israel, adalah konflik bersenjata pertama dar serangkaian konflik yang terjadi antara Israel dan tetangga-tetangga Arabnya dala konflik Arab-Israel. Bagi orang Palestina, perang ini menandai awal dari rangkaia kejadian yang disebut sebagai “bencana”. Israel diproklamasikan pada tanggal 14 Me 1948 dan sehari kemudian diserbu oleh tentara dari Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir Irak, dan negara Arab lainnya. Tetapi, Israel bisa memenangkan perang ini dan malah merebut kurang lebih 70% dari luas total wilayah daerah mandat PBB Britania Raya, Palestina. Perang ini menyebabkan banyak kaum Palestina mengungsi dari daerah Israel.
- Perang Arab Israel 1967
Perang ini hanya berlangsung selama 6 hari saja. Pada tanggal 5 Juni, tentara angkatan udara Israel berhasil menghancurkan pesawat tempur Mesir, Yordania, dan Suriah yang masih terparkir di bandara masing-masing. Dampak dari peperangan ini syahidnya 10.000 tentara Mesir, 6094 tentara Yordania, 1000 tentara Suriah, serta terusirnya 330 ribu warga Palestina.
- Intifadhah 1987
Intifadhah adalah dimensi baru bagi perjuangan Palestina, Arab, dan Islam seluruhnya melawan Zionis. Intifadhah, semangat jihad dan keinginan untuk berkorban, ternyata masih semerbak dalam jasad umat ini, tidak peduli dengan rintangan dan bencana yang akan terjadi (Muhsin Muhamad Shaleh 2002: p. 132). Terdorong keinginan untuk memperoleh wilayah kediaman yang tetap. Sejak tahun 1987, orang Palestina melakukan Intifadhah, gerakan yang memperlihatkan sikap permusuhan secara terang-terangan terhadap pemerintahan Israel dalam berbagai bentuk seperti: melempar tentara Israel dengan batu, melempar dengan bom Molotov dan lain-lain.
Trias Politika
Sistem pemerintahan Palestina ialah demokrasi parlementer yang diumumkan berdiri pada tanggal 15 November 1988. Pada 1994 setelah penandatangan Persetujuan Oslo antara PLO dengan Israel dibentuk organisasi otoritas nasional Palestina. Otoritas nasional Palestin adalah sebuah organisasi pemerintahan sementara yang memerintah sebagian dari Tepi Bara an seluruh Jalur Gaza.
Otoritas nasional Palestina saat ini dipimpin presiden Mahmud Abbas dari faksi Fat an Perdana Menteri Ismail Haniya dari faksi Hamas. Hingga sekarang belum ada stabilita olitik karena Hamas menolak menerima keberdaan Israel sementara Fath sia endiskusikan solusi dua bangsa untuk Konflik Israel dan Palestin.
Dewan Nasional Palestina, yang identik dengan parlemen Palestina, beranggotakan 500 orang. Lembaga ini terdiri dari:
- Komite Eksekutif
- Kesatuan Lembaga Penerangan
- Lembaga Kemiliteran Palestina
- Pusat Riset Palestina
- Pusat Tata Perencanaan Palestina
Dalam hal ini, Komite Eksekutif membawahkan departemen pendidikan da kebudayaan, penerangan, pendanaan nasional Palestina, organisasi massa, tanah air yan iduduki, perwakilan PLO, masalah politik, masa administrasi dan masalah kemiliteran Hingga sekarang Palestina masih dianggap satu-satunya negara yang belum memperole emerdekaan dari penjajahan. Sebagaimana ucapan oleh Yasir Arafat, “Kami adalah satu satunya bangsa yang masih dijajah di dunia ini (Haris Priyanta 2009: 38).
No responses yet