Di Teheran 30 tahun silam. Atau di Qoum pada tahun yang sama spanduk besar bertuliskan kalimat yang kemudian menjadi deru.
*^^^*
Patung Diktatur Iran Reza Pahlevi dan Ratu cantik Farah Dhiba tumbang, rezim yang kokoh selama puluhan tahun rubuh. Masyarakat bersorak. Riuh revolusi terus bergema satu satu pemimpin penyokong rezim dipenggal ada yang di bui ada yang lari berburu suaka di negeri tetangga.
Kekuasaan memang berharga mahal bahkan sangat mahal. Di dunia yang katanya beradab tetap saja abai pada adab. Bagi si kalah jangan ada tempat, dan bagi si menang kekuasaan akan dipegang dengan pongah.
Setiap raja selalu memilih mana putranya yang tetap hidup atau dibunuh dengan berbagai cara untuk mengamankan putra mahkota melenggang berkuasa menggantikan. Begitulah hukum kekuasaan berjalan.
*^^^^*
Di masa pandemi data kesehatan menjadi penting agar tidak membahayakan kesehatan banyak orang. Presiden Trump mengaku. Pangeran Charles mengaku. Perdana menteri Borris Johnson mengaku. Para menteri, gubernur dan kepala daerah juga mengaku termasuk gubernur Anis dan Kyai Aqiel Siradz Ketua NU.
Terpapar kofid 19 itu bukan kejahatan apalagi ma’shiyat, tapi bentuk pertanggungjawaban moral sebagai pemimpin patriot. Agar tidak mengganggu data kesehatan umat yang banyak. Pengakuan jujur membawa banyak maslahat agar yang lain terselamatkan dan terjaga darinya. Terlebih dari seorang pemimpin. Jadi tak perlu kabur lewat pintu belakang atau merubah dokumen untuk jaga image. Itu akhlak buruk.
Tapi sayangnya ada yang merasa malu mengaku, karena terbiasa mengejek dan mempermalukan bila ada seorang pejabat atau pemimpin terpapar. Baginya terpapar kofid 19 itu aib. Sebab di pikirannya hanya buruk sangka pada yang lain.
*^^^*
Jadi apa salahnya jika terpapar. Meski mengaku putra kahyangan yang tidak tersentuh hukum atau benar salah sekalipun, sebagai konsekwensi patriotik. Jika pemimpin dianggap tak pernah salah, semua ucapan dan tindakannya adalah kebenaran tanpa interupsi, maka ia adalah calon Diktator yang kebal kritik dan ringan menghukum kepada siapapun yang dianggap tidak sehaluan. Ia akan mudah berkata kafer, sesat, munafik — lantas apa yang bakal terjadi bila yang gemar berkata demikian menjadi penegak keadilan dan pegang bedhil ?
No responses yet