Santri, pelajar yang sedang menimba ilmu di pondok pesantren, dengan selalu memakai sarung dan peci sebagai identitasnya, juga mengaji kemudian mengabdi kepada kyai dan tak lupa juga ngopi yang menjadi rutinitasnya.

Berbicara mengenai santri tak akan ada habisnya, apalagi oleh orang yang sudah boyongan atau sudah meninggalkan pesantren, pastinya terdapat ribuan kenangan yang masih terngiang – terngiang sampai dengan sekarang walaupun sudah jauh di kota orang.

Pada tahun ini, tema untuk Hari Santri Nasional adalah “Santri Sehat Indonesia Kuat”, tentunya kaitannya dengan kondisi yang kita alami sekarang yaitu pandemic yang sampai sekarang masih bertahan, entah sampai kapan. Apalagi di dalam dunia pesantren yang tidak memungkinkan untuk meliburkan santri – santri nya sampai pandemic benar – benar berakhir.

Tema tersebut sebenarnya tidak hanya menyinggung kondisi pada masa sekarang ini, tetapi juga oleh mereka yang sudah boyong, dengan lingkungan yang berbeda. Tentunya, dalam menerapkan kebiasaan yang dulu ketika masih di pesantren dengan di lingkungan yang baru, pasti beratnya minta ampun.

Terlebih mereka yang sekarang setelah boyongan kemudian melanjutkan untuk kuliah atau bekerja dan nge kos, pastinya tidak sedikit akan jelas bertemu dengan orang – orang yang hobby ngegame, ngopi atau kumpul – kumpul tidak jelas  sampai dengan tengah malem dan bangunnya pun pastinya kesiangan.

Seperti halnya dalam pepatah disebutkan : kalau seumpama kamu berada di lingkungan 5 orang yang cerdas maka kamu akan menjadi orang cerdas yang ke enam, kalau seumpama kamu berkumpul dengan 3 orang pembisnis, maka otomatis kamu akan menjadi seorang pembisnis yang ke 4, dan apabila berada pada lingkungan orang yang pemalas, maka otomatis kamu juga akan menjadi bagian dari orang – orang yang pemalas itu.

Lingkungan sangat berpengaruhh besar pada kebiasaan dan juga cara berpikir, pas ketika masih di pesantren bangunnya bisa jam 3 pagi, kemudian bisa melaksanakan sholat hajat, taubat, tahajud dan witir. Tetapi, setelah boyongan malah bangunnya jam 3 sore. Itulah sebenarnya penyakit – penyakit seorang santri yang harus segera disembuhkan.

Sudah saatnya para santri yang sudah boyongan untuk mengobati diri sendiri dengan kembali kepada kitab suci dan rutinitas yang selalu diajarkan oleh seorang kyai, jangan samakan antara orang yang dulu pernah di pesantren dengan orang biasa, jelas itu berbeda sekali.

Pilihlah lingkungan yang baik untuk mengembangkan diri dan juga jangan lupakan untuk selalu mengirimkan Al Fatihah untuk Ustadz Ustadzah yang dulu pernah ngajar mengaji. Kalau seumpama santri dan meskipun sudah boyongan pun, kalau seumpama masih bisa menjaga nilai – nilai kesantriannya pastinya di jamin kedepannya mampu untuk memberikan sumbangsing pada bangsa dan Negara.

Manfaatkan waktumu untuk selalu berkreasi dan berinovasi bukan malah selalu berhibernasi atau cuman malah selalu ngopy sambil chatting sama si do’i.

Selamat Hari Santri 2020.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *