Pikiran yang suntuk, hati yang sumpek, batin yang galau, jiwa yang ‎resah, di antara penyebabnya adalah banyaknya emosi negatif yang ‎mengendap, menumpuk di dalam diri kita. Rasa kecewa, marah, kesal, benci, ‎dendam, dan beragam perasaan negatif lainnya yang berkecamuk di dalam ‎diri kita membuat dada terasa sesak, jantung berdegup kencang, nadi ‎berdenyut cepat. Jika dibiarkan berlarut-larut, maka akan berdampak buruk ‎bagi kesehatan fisik dan psikis kita, jiwa dan raga kita.‎

Ada banyak cara untuk bisa keluar dari kondisi tidak nyaman ini. Bagi ‎kita yang beragama Islam, membaca al-Qur’an atau berzikir adalah cara yang ‎bisa dilakukan untuk menghalau segala galau. Pikiran akan lebih tenang, hati ‎akan lebih damai, jiwa pun tenteram.‎

Sebagai umat beragama, alternatif berikutnya untuk menghalau galau ‎adalah dengan mendekatkan diri kepada Tuhan sedekat-dekatnya. Karena ‎Dialah yang menguasai hati hamba-hamba-Nya. Hati kita semua berada di ‎dalam genggaman-Nya. Memohon kepada Tuhan untuk memberikan ‎ketenangan dan kedamaian dalam hati kita adalah cara yang tepat. ‎

Keyakinan kita akan kemahakuasaan-Nya, kemantapan hati kita bahwa ‎hanya Dialah yang mampu menghadirkan solusi atas setiap persoalan yang ‎menimpa kita, setiap masalah yang mendera kita, akan membuat hati kita ‎merasa tenang dan damai.‎

Cara lain yang bisa kita lakukan untuk menghalau galau adalah ‎dengan mengambil jeda sejenak dari seluruh aktivitas kita. Sempatkan waktu ‎untuk merenung (tafakkur), mensyukuri serta menikmati hidup ini. Lihatlah ‎laut lepas, hiruplah udara sejuk di pegunungan, atau pandanglah hamparan ‎sawah yang begitu luas, serta tataplah langit yang tak ada satu pun ‎penyangga yang menopangnya. Itu semua karunia Tuhan untuk seluruh ‎manusia. Mensyukuri segala nikmat yang telah Tuhan berikan kepada kita ‎hingga saat ini, akan membuat hati kita lapang, batin kita tenang, jiwa kita ‎damai. ‎

Cara lain yang juga efektif, mudah dan murah untuk mengusir ‎kesumpekan hati dan kegalauan jiwa adalah dengan mengungkapkan semua ‎rasa yang kita alami itu melalui tulisan.‎

Ya, dengan menuliskan seluruh pikiran dan perasaan yang ‎mengganjal, segala unek-unek yang meyesakkan, maka akan hadir perasaan ‎lega, plong, lepas dan bebas. ‎

Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui tulisan akan membuat ‎kita rileks, fresh dan nyaman. Tersebab, ketika kita menulis, kita bebas ‎mengungkapkan dan mencurahkan segala yang mengganjal di hati, ‎menyumbat di benak, menyesakkan di dada. Sesaat setelah ganjalan itu ‎dibuang, sumbatan itu dilepas dan yang menyesakkan itu dihilangkan, maka ‎kita akan merasakan betapa nyaman dan nikmatnya pikiran dan perasaan kita.‎

So, untuk menghalau segala galau ada banyak cara yang bisa kita ‎lakukan. Intinya, kitalah yang berhak menentukan bahwa kita akan memilih ‎bahagia atau menderita, memilih senang atau sedih, memilih semangat ‎menjalani hidup penuh optimisme atau galau sepanjang masa dengan dibalut ‎sikap pesimis setiap saat.‎

* Ruang Inspirasi, Jumat, 20 November 2020.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *