Jakarta, jaringansantri.com – Mengisi tausyiah dalam rangka sewindu haul Gus Dur, KH. Mustofa Bisri mengatakan haulnya Gus Dur itu hebat sekali. Diperingati semua orang walaupun bukan keluarganya.

“Dimana-mana orang memperingatinya. Itu karena Gus Dur mencintai orang. Maka Gus Dur dicintai orang-orang,” katanya di hadapan jamaah yang hadir di halaman rumah Gus Dur. Jalan Warung Silah Ciganjur Jaksel. Jum’at, 22 Desember 2017.

Kiai Budayawan yang akrab disapa Gus Mus ini bertanya pada keluarga dan peserta yang hadir, kenapa yang diperingati hari wafatnya.
Padahal orang-orang besar itu biasanya diperingati hari lahirnya.

“Apa sampean semua pernah memikirkan hal ini? Sampean memang sudah lama tidak mikir,” katanya disambut tawa ratusan santri dan tamu undangan.

Gus Mus pun menyebutkan, ada tiga orang besar yang banyak diperingati di Indonesia ini. Antara lain Nabi Isa as, Nabi Muhammad, dan RA Kartini. “Kenapa, karena kelahiran mereka menandai zaman. Seperti Rasulullah. Kelahirannya menandai tertutupnya zaman jahiliyyah. Begitu juga seharusnya pada Gus Dur,” tandasnya.

Menyinggung ukhuwah, Gus Mus mengatakan bahwa Gus Dur sudah mencapai ukhuwah insaniyyah. “Gus Dur sudah melihat manusia sebagaimana manusia. Tidak hanya orang Islam saja yang ia pikirkan,” terangnya.

Gus Mus juga menyampaikan otokritik terhadap warga NU sendiri. Ia mengatakan “jangan harap ada ukhuwah islamiyyah, kalau ukhuwah nahdliyah saja belum bisa terwujud. Wong di NU saja belum bisa rukun kok.”

Sebelumnya, sahabat Gus Dur bernama Kh. Sanusi Baco dari Sulawesi juga telah mengisi Tausyiah. Kiai Sanusi mengatakan bahwa Gus Dur adalah Presiden yang dicintai rakyatnya. “Gus Dur telah mendidik bangsa ini dengan penuh kasih sayang, bukan atas dasar kekuasaan,” katanya.

Hadir dalam haul ke 8 Gus Dur adalah tokoh-tokoh nasional dan sahabat-sahabat Gus Dur dari lintas agama. Dan beberapa diantaranya telah menyampaikan testimoni dan kesan melihat sosok Gus Dur.

Tokoh-tokoh tersebut antara lain Syaikh Abdul Majid Ramadhan Al Azar, KH. Said Agil Siroj, KH. Nasaruddin Umar, KH. Husain Muhammad, KH. Tobari Sazili, Habib Abu Bakar Hasan, Prof. Mahfuzd MD, Jendral Gatot Nurmantyo, Panglima Marsekal Hadi, Jendral Sutarman, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Wagub Surabaya Syaifullah Yusuf, Ali Maskur Musa, Ibu Khofifah Indar Parawangsa, Ulil Abshor, Kak Seto,dll.(Damar).