Waktu solat diingatkan jadwal sholat di smartphone karena tidak ada azan lewat toa. Ketika dekat masjid kita usahakan datangi masjid. Ketika berkunjung ke rumah muslim kita numpang sholat. Tapi seringkali, sholat yang formal,  tidak di masjid, yang tidak ada di semua tempat, dan jaraknya berjauhan. 

Sholat dilakukan di rumah, di tempat-tempat umum, ruang kerja kampus, di ruang pertemuan, ruang tunggu bandara, di kursi taman, di dalam mobil di parkir, di restoran, di pantai (coba bayangkan sebentar:)) dan berbagai tempat lain dimana orang-orang sekitar memiliki iman dan syariat yang berbeda-beda, dan mungkin tidak begitu mengerti apa yang kita lakukan. 

Ketika di luar, sholat yang biasanya dilakukan berdiri, sering dilakukan duduk. Sujud asal katanya menundukkan dan menyentuhkan dahi kepala di atas tanah. Ada makna yang kurang jika sholat terus dilakukan sambil duduk. Tapi biasanya kita bungkukkan/tundukkan kepala ketika saat sujud dan ruku’. 

Arahnya diusahakan menuju qiblat, biasanya minta bantuan aplikasi kompas arah kiblat di smartphone. Kalau tidak bisa, arahnya ke mana saja. Allah ada dimana-mana. 

Berwudhu pun biasanya dilakukan di restroom, dimana ada keran air, dengan membasuh bagian2 tubuh yang rukun dibasuh, kadang tanpa membuka sepatu, tapi dengan mengusapnya. 

Ketika perjalanan yg jauh dan waktu tidak cukup, sholat sering di-jama’, jama’ yang reguler, atau jama’ qashar, 2-2 atau 3-2. 

Muslima pun ketika di luar sering sholat tanpa mukena seperti di rumah atau di masjid. 

Di Indonesia, tentu banyak masjid dan mushola termasuk di mal-mal, sebagian besar Muslim dan mengerti sholat yang dilakukan. Di kota-kota besar, ketika dalam perjalanan dan tempat-tempat macet, banyak juga kita yang sholat yang dijama’ didahulukan (taqdim) atau diakhirkan (takhir) di rumah. 

Di manapun, asalkan tempatnya bersih, sholat bisa dilakukan, karena semua bumi adalah masjid. Konsentrasi atau kekhusyu’an sholat diusahakan dijaga, khusyu’ berada di lingkungan yang ramai dan majemuk, dan di tengah kesibukan kegiatan dan perjalanan. 

Tujuan utama sholat, mengingat Pencipta, tapi maksud pokoknya adalah mencegah perbuatan buruk (Al-Ankabut:45). Yang tahu kita sholat, Allah semata. Bukan untuk riya atau ingin dianggap rajin atau alim. Dimanapun, kalau tetap berbuat buruk, sholat kita kurang atau bahkan tidak bernilai sama sekali.

Karena fungsi utama ibadah agama adalah perbuatan baik.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *