“Dalam perjalanan hidup ini, apabila kamu bertemu dengan seseorang yang sudah bebas, anggaplah itu sebagai kejutan yang menyenangkan, sesuatu yang indah. Itu adalah nasib baikmu. Barangkali pertemuan semacam ini kamu anggap sebagai pertemuan dengan seorang guru.
Anggaplah ini sesukamu, tetapi pahamilah implikasi dari pertemuan ini dengan benar. Keberadaan orang yang telah bebas seperti itu hanya untuk menegaskan keyakinanmu terhadap kebebasan. Kebebasan yang total seperti itu tidak mustahil, bisa terjadi! Yakinilah! Keyakinan ini menyuntikmu dengan energi baru. Kamu lebih bersemangat. Pertemuan dengan orang yang bebas akan membangkitkan jiwamu. Mereka yang telah bebas, tidak terikat sama sekali, tidak tergantung pada siapa pun. Mereka hendaknya disebut ‘Guru’.
“Guru berarti orang yang memiliki ‘misteri’ atas dirinya sendiri. Orang yang memerintah, mengatur dirinya sendiri. Orang yang bertanggung jawab, yang datang bukan untuk menimbulkan kekacauan, tetapi untuk menciptakan ketentraman. Bernasib-baiklah suatu bangsa, berjayalah suatu kebudayaan, di mana orang-orang seperti itu ada. Guru seperti mereka tidak diperjual-belikan, mereka tidak dapat diperoleh dari pasar. Mereka tidak membutuhkan propaganda ataupun promosi. Para guru tidak dapat dipaksakan kehadirannya dalam kehidupanmu. Begitu kamu siap, la akan muncul dalam kehidupanmu.
Para guru tidak datang dari mana-mana, mereka tidak pergi ke mana-mana. Guru seperti ini merupakan suatu kejadian dalam hidupmu.
“Apabila kamu menemukan seorang Guru seperti itu dalam kehidupanmu, peristiwa itu mungkin saja peristiwa yang terbesar dan terpenting dalam hidupmu.
Para Guru tidak senang disebut Guru. Mereka lebih senang dipanggil sahabat. Guru tidak pernah menciptakan jarak antar dirinya dan dirimu. Guru merupakan keharuman bunga yang memperbaiki kehidupanmu”.
Dan ingat… kejar dia!
Miliki pengetahuannya! Hiduplah untuk menemukan cahayanya hidup.
Bersamalah terus dengannya!.
No responses yet