Categories:

Kontributor: Ratu Alivina Zanubah (Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Indonesia adalah negeri seribu pulau, ratusan bahasa daerah, terkenal akan ramah-tamah dan jutaan budaya yang menyimpan sejarah. Mayoritas pribuminya adalah muslim. Tak ayal jika banyak karya-karya yang berbau Islami berserakan di beberapa daerah, karena para pendahulu menyebar di beberapa daerah negeri seribu pulau ini untuk menyampaikan dakwahnya. Salah satu naskah yang berjudul Ilmu Kalam Sifat Wajib 20 tersimpan rapi di salah satu Pesantren yang terletak di Klaten, Jawa Tengah. Naskah yang merupakan koleksi dari Kiai Haji Nasrun bukanlah judul naskah yang sesungguhnya, karena naskah tersebut tidaklah memiliki judul serta memiliki sampul yang berwarna biru tua dari bahan kertas.

                Naskah yang memiliki judul Ilmu Kalam Sifat Wajib 20 membahas tentang sifat-sifat wajib Allah, sebagaimana tercantum dilembaran naskah berikut ini:

“Utawi sifat rong puluh ma’nane iku iki ngisor ma’nane:

Qidam iku yen kandinginan adam, iku dingin Allah Ta’ala.

Baqa’ yen ruasake langgeng Allah Ta’ala.

Mukhalafatul lil hawaditsi yen podhoha sekabehe kang ancer-ancer muhal iku berbeda Allah Ta’ala”

Artinya: “Yaitu sifat 20 (maksudnya adalah sifat wajib Allah Ta’ala) dibawah ini maknanya:

                Qidam maksudnya Allah itu lebih dahulu ada dari pada Adam

                Baqa’ maksudnya Allah Ta’ala abadi

                Mukhalafatul lilhawaditsi maksudnya Allah itu berbeda dengan mahluknya”

                Sifat Wajib Allah adalah sifat yang melekat pada Allah Ta’ala sebagai Pemilik Kerajaan Dunia dan Kerajaan Akhirat, sifat yang hanya di miliki oleh Allah dan tidak dimiliki oleh mahluk-Nya. Para muslim laki-laki ataupun perempuan harus mengenal sifat-sifat wajib Allah. Tidak hanya mengenal, wajib hukumnya untuk mengetahui sifat wajib dan sifat jaiz Allah. Sebagaimana menurut pendapat Imam Hurmain “Barang siapa yang tidak mengetahui sifat wajibnya Allah yang 20 dan sifat jaiznya, maka orang itu itu tidak memiliki akal”.

                Naskah ini tak hanya membahas tentang sifat-sifat 20 wajib Allah yang patut kita ketahui, melainkan juga membahas tentang arti dari kalimat “La Ilaha Illah”, sifat wajib, sifat jaiz dan sifat mustahil yang dimiliki oleh Rasul.

                Penulisan naskah menggunakan aksara pegon. Sejujurnya saya mengalami kesulitan dalam menerjemahkan naskah ke dalam bahasa Indonesia, karena saya berasal dari Jawa Timur dan bahasa yang digunakan oleh naskah adalah bahasa jawa halus berasal dari Jawa Tengah. Maka dari itu, saya meminta bantuan kepada teman saya bernama Istiqomah yang berdomisili sama dari naskah tersebut berasal untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.

Jika di lihat dari kacamata sejarah masuknya Islam di Indonesia, kita dapat menghimpun ratusan karya tulis dari para pendahulu. Akan tetapi sangat disayangkan ketika karya-karya tersebut hilang bahkan tidak terawat. Oleh karena itu, kita sebagai kaum milenial patut ikut andil untuk melestarikan serta merawat naskah-naskah kuno agar tidak jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawab. Salah satu bukti nyata yang kuat akan adanya sejarah kehidupan di masa lampau yakni dengan karya tulis.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *