Sifat wajib bagi para Nabi dan Rasul yang ketiga adalah tabligh, menyampaikan apapun risalah yang diperintahkan oleh Gusti Allah untuk disampaikan kepada sebagian atau seluruh umat manusia. Mustahil para Nabi dan Rasul itu kitman, menyembunyikan apa yang diperintahkan untuk menyampaikannya.

Ini berhubungan dengan dasar logis kenapa para Nabi dan Rasul punya sifat amanah. Bahwa para Nabi dan Rasul pasti menjaga amanat, jika mereka disuruh Gusti Allah menyampaikan sesuatu, mereka pun menyampaikannya. Jika tidak disampaikan, maka itu namanya khianat.

Memang, kabar yang disampaikan para Nabi dan Rasul itu terbagi dua. Ada yang terbuka untuk umum dan ada untuk kalangan tertentu. Kabar untuk umum berisi syariat, aqidah, akhlaq secara umum dan kabar ghoib tentang akhirat. Sedang untuk kalangan tertentu, biasanya berisi tentang kejadian-kejadian tertentu di dunia di masa depan yang bila disebarkan, akan jadi fitnah. 

Seperti yang didawuhkan Imam Adz Dzahabi dalam Siyar A’lamun Nubala. Beliau menyebut ada beberapa sahabat Nabi yang diberi pengetahuan rahasia. Seperti Sayyidina Hudzaifah bin Al Yaman yang disebut “Shohibus Sirri” (pemilik rahasia). Hal ini karena Sayyidina Hudzaifah adalah salah satu sahabat yang dipercaya oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW untuk menyimpan beberapa informasi penting dan rahasia, berupa informasi tentang data orang-orang Munafik di sekitar Kanjeng Nabi, bagaimana cara mengetahuinya, juga beberapa konspirasi yang mereka rencanakan atas kaum muslimin.

Adapula Sayyidina Abu Hurairah yang pernah dawuh, “Aku menyimpan dua bejana ilmu dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Salah satunya telah aku sebarkan kepada manusia. Sedangkan satunya lagi kalau aku sebarkan maka pasti leherku dipenggal,”

Sayyidina Abu Hurairah pernah memberi isyarat dan tidak secara terang-terangan. Salah satunya seperti saat Sayyidina Abu Hurairah tiba-tiba berdoa, “Aku berlindung kepada Gusti Allah dari tahun awal 60 H, dan kekuasaan anak-anak muda,”.

Hadits tersebut diperkirakan berkaitan dengan awal pemerintahan Yazid bin Muaiwiyah yang naik tahta tahun 60 H. Pemerintahan Yazid terkenal dengan pembantaian Sayyidina Husein RA di Padang Karbala.

Kemudian Gusti Allah SWT mengabulkan permintaan itu dan Abu Hurairah wafat sebelum tahun 60 H, tepatnya tahun 59 H.

Ada lagi Sayyidina Muadz bin Jabbar. Tepat sebelum meninggal, beliau menyampaikan satu hadits dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang penting sekali, yaitu :

ما من أحد يشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسوله صدقا من قلبه إلا حرمه الله على النار

“Tidak ada seorang pun hamba yang bersaksi dengan sungguh-sungguh dari dalam hatinya bahwa tiada Tuhan selain Gusti Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, kecuali Gusti Allah akan haramkan dirinya disentuh api neraka,”

Saat menyampaikan itu, Kanjeng Nabi SAW melarang Sayyidina Muadz untuk menyampaikannya pada manusia. Ada kekhawatiran pada mereka yang mendengar hadits itu hanya akan mengandalkan kalimat syahadat, tidak mau beramal sholeh. Namun kemudian Sayyidina Muadz tidak ingin dianggap menyembunyikan ilmu, maka disampaikanlah hadits tersebut pada manusia.

Namun, walaupun sebagian kabar rahasia itu hanya untuk kalangan tertentu, secara garis besar, yang pasti Kanjeng Nabi Muhammad SAW telah menyampaikan semua kabar dari Gusti Allah.

Gusti Allah dawuh

الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالَاتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلَا يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلَّا اللَّهَ ۗ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ حَسِيبًا

“Yaitu orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorangpun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.” (Al Ahzab 39)

Gusti Allah berfirman

أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنْصَحُ لَكُمْ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui” (Al A’raaf 62)

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *