Dua orang siswi Madrasah Aliyah Salafiyah Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah, meraih medali Hongkong Internasional Mathematics Olimpiade (HKIMO). Diajang HKIMO 2018 yang dihelat di Ho Man Tin, Kowlon, Hongkong, ini siswa atas nama Siti Rohmah merebut medali perunggu (Bonze Medals), sedangkan Luthfika Fadhilatul Auliya meraih Juara Harapan.
Kabar baik tersebut disampaikan Widya Lestari, guru MA Salafiyah kepada NU Online, Jumat (7/9) melalui telepon seluler. MA Salafiyah, kata dia, selalu memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk terus berprestasi di segala bidang.
“Caranya dengan memberi fasilitas yang dibutuhkan serta memberi kesempatan kepada guru untuk mengeksplorasi kemampuannya dalam mendidik dan membimbing siswa siswinya, termasuk Siti Rohmah dan Lutfika,” kata Widya.
Ia juga bersyukur atas dua siswinya yang masuk final PHI UNISMA 2018. Begitu pulang dari Hongkong mereka akan mempersiapkan diri ke UNISMA. Khusus Siti Rohmah, dalam waktu yang hampir bersamaan.
“Sebelum ke Hongkong, sebenarnya Siti Rohmah juga masuk final Olimpiade Matematika di Korea Juli kemarin, tapi karena terkendala biaya, maka madrasah memutuskan untuk berangkat ke Hongkong saja,” ungkapnya.
Widya mengaku bangga atas capaian anak didiknya. Betapa tidak, anak-anak ndeso ini lebih memilih belajar di madrasah kendati nilainya ketika lulus MTs bisa diterima di SMA favorit.
“Yang membuat saya senang, mereka sangat tekun belajar. Mereka lugu sekali. Akan tetapi, usaha untuk terus belajar dan belajar tak pernah terhenti hingga mereka berhasil. Mereka pantang menyerah,” ungkap salah satu guru inspiratif versi Ditjen Pendis Kemenag ini bangga.
Menurut Widya, ini kali pertama anak didiknya turut serta dalam ajang kejuaraan internasional. Dalam ajang tersebut, kontingen MA Salafiyah dikawal seorang guru pendamping bernama Muhammad Ikhwan. Pria berkacamata yang aktif di Mathematics Journalism Club tersebut merupakan alumnus Universitas Negeri Semarang (Unnes) sekaligus lulusan MA Salafiyah.
Secara khusus, Widya berpesan kepada dua siswinya agar terus belajar dan tidak cepat puas dalam meraih prestasi. Sebab, di atas prestasi selalu ada prestasi.
“Terus tingkatkan prestasi tapi tetap membumi. Semua mimpi hanya jadi mimpi jika kita tak terjaga untuk membuatnya menjadi nyata. Maka teruslah berusaha mewujudkan mimpi-mimpi besar kalian,” pungkasnya. (Musthofa Asrori/Muiz)
Sumber : NU online
One response