Luqman dikenal sebagai manusia bijak, meskipun ia tidak disebut Nabi. Sebagian mufassir menyebut Luqman hidup sebagai budak di Etiopia, Afrika. Sebagian berpendapat ia hidup di Arabia selatan pra-Islam. Salah satu cerita, Luqman diminta majikannya untuk menyembelih domba, dan mengambil bagian “paling buruk” nya. Lalu Luqman menyembelih dan mengambil hati dan lidah domba. Majikannya heran, mengapa hati dan lidah. Luqman menjawab,” Hati dan lidah bisa menjadi bagian paling baik, tapi bisa menjadi paling buruk.”. Itulah mengapa Luqman disebut mendapat hikmah, lebih tinggi dan dalam dari informasi atau pengetahuan.
Dalam bagian tengah surat ini, pesan-pesan Luqman kepada anaknya:
- Bersyukur/berterima kasih kepada Tuhan, itu untuk dirinya juga, dan jika pun kufur, Tuhan tetap tidak membutuhkan manusia.
- Jangan menyekutukan Tuhan, karena itu kejahatan besar
- Berbuat baiklah kepada kedua orang tua; Ibu yang mengandung dalam susah payah, dan menyusui selama dua tahun; Kalaupun orang tua menyuruh anak berbuat syirik, anak tetap harus berbuat baik kepada orang tua
- Keburukan, sekecil apapun, pasti diketahui Tuhan
- Didiklah anak untuk beribadah, mengajak kebaikan dan mencegah keburukan, dan bersabarlah, sabar itu memang berat
- Jangan menyepelekan orang lain, dan jangan berlaku sombong di muka bumi..
Dalam Surat Luqman, ayat 20-28, memuat ajaran-ajaran tentang nikmat, islam, ihsan, kufur, Allah, dan kalimat-kalimat Allah. Konteks bagian ayat ini, kepada kaum musyrikun yang menyekutukan Allah dengan tuhan-tuhan lain, dan mengingkari kemahaesaan dan kemahakuasaan Allah. Surat ini diturunkan di periode Mekah, karena itu memuat prinsip-prinsip keimanan, belum memuat aspek-aspek hukum dan aturan sosial.
- Allah lah yang memberikan nikmat-nakmat, lahir dan batin (dalam tafsir-tafsir, maksudnya tiada Tuhan selain Allah, nikmat keislaman, tapi juga nikmat-nikmat pada umumnya, seperti kesehatan, dan kehidupan). Tapi banyak orang yang menyanggah peran Allah itu tanpa ilmu dan kitab yang menerangkan
- Mereka yang menyanggah itu sering beralasan bahwa mereka hanya mau ikut kebiasaan yang ada, menyembah berhala-berhala, meskipun sebagian mereka tahu Allah lah yang menciptakan mereka.
- Jika mereka menyerahkan diri (islam) kepada Allah dan berbuat baik (ihsan), maka mereka berarti berpegang pada tali yang kuat.
- Jika mereka menolak maka Allah tidak terpengaruh apa-apa karena Allah Maha Kaya tidak membutuhkan apa-apa; dan karena apapun mereka yang berislam dan kufur semua akan kembali kepada-Nya.
- Jika tujuh lautan adalah tinta-tinta maka tetap saja tidak cukup menulis seluruh kalimat Allah itu: ilmu, hikmah, penciptaan-Nya.
- Penciptaan dan kebangkitan manusia mudah bagi Allah.
- Sifat-sifat Allah di beberapa ayat ini: Maha mengetahui hati manusia; Maha Kaya dan Terpuji; Maha Kuat dan Bijaksana.
Sedangkan dalam Surat Luqman 29-34, yang turun di periode Mekkah:
- Fenomena alam, seperti pergantian siang dan malam, terbitnya matahari dan bulan dalam waktu dan posisi masing-masing yang pas, berlayarnya kapal di atas laut, sejatinya menjadi tanda-tanda (ayat) kekuasaan Allah bagi manusia-manusia yang tangguh dan pandai berterima kasih
- Ada banyak manusia yang merasa dekat dengan Allah hanya pada saat genting di atas lautan, tapi menjauh dari-Nya setelah selamat sampai di daratan. Mereka ini kufur, tidak pandai berterima kasih.
- Hari Kiamat akan datang, ketika orang tua tidak akan membawa manfaat apa-apa bagi anaknya, dan anak-anak juga tidak berpengaruh bagi keselamatan orang tuanya (karena setiap manusia bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri)
- Kehidupan dunia jangan sampai menipu manusia dari menjalani kehidupan yang lebih sejati nanti di kehidupan akhirat
- Allah Maha Mengetahui kapan hari Kiamat datang, apa yang ada dalam rahim-rahim, apa yang akan terjadi, dan dimana seseorang akan meninggal dunia.
Konteks di Mekah, manusia-manusia merasa bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia dan fenomena alam berjalan dengan sendirinya, tanpa konsekwensi serius dan langgeng di kemudian hari. Kepada mereka, Al-Quran mengajak untuk berterima kasih dan tunduk kepada Tuhan yang Maha Pencipta dan Maha Mengetahui, dan meninggalkan tuhan-tuhan lainnya.
Dalam konteks sekarang, pertanyaan-pertanyaan yang muncul:
- Bagaimana membuktikan hubungan sebab akibat antara fenomena alam dan pencipta
- Bagaimana membuktikan kepastian hari kiamat (yang belum datang juga) dan perjalanan usia manusia dan alam semesta yang sudah berusia 4,5 milyar tahun menurut saintis.
- Disebutkan bahwa Tuhan mengetahui kapan dan dimana manusia wafat dan apa yang ada di dalam rahim; dengan ilmu dan teknologi, banyak kasus kapan dan dimana matinya seseorang bisa diperkiraan, dan embrio dan bayi di dalam rahim bisa diketahui kondisinya, termasuk jenis kelamin dan lain-lain. Lalu apa yang dimaksud “pengetahuan Tuhan” itu?
No responses yet