Pertanyaan saya adalah : apakah Islam makin meluas atau sebaliknya makin menyempit karena mengeras ? 

Saling serang sesama muslim karena beda manhaj adalah berita paling menyebalkan — 

Sebab itu tak perlu repot-repot menjaga Islam, jika itu malah membuatmu keras hati dan beringas.

*^^^^*

Tak perlu Sensi. Mari dibuktikan bareng-bareng, syukur bisa sebut data valid dan referensi yang cukup untuk mencandra situasi keberagamaan internal-eksklusif dan eksternal-inklusif dalam kesatuan ihwal. 

Sebagai muslim, saya juga berhak dan bertangngungjawab baik moral maupun teologis, jadi bukan monopoli sekelompok yang merasa paling berhak menjaga Islam sambil menafikkan yang lain. Dengan kesadaran akan tumbuh sikap respek dan saling menghormati sesama iman meski beda manhaj. 

Kenapa lembaga-lembaga agama di Eropa kian surut, Gereja ditinggalkan umatnya ? Fatwa agama jadi bahan olok. Umat kehilangan panutan dan hidup esoteris individualistik. Kresten kehilangan kolektifitasnya. Spiritualitas al Kitab terus menyusut digempur sikap hedon dan materialistik. Kristen-Katholik adalah yang paling menderita di Eropa dan Amerika. 

Hindhu, Budha pun kurang lebih sama. Bahkan agama besar sekelas Zoroaster dengan puluhan juta pengikut bangkrut tinggal cerita— Budha hanya hening di meditasi tapi lumpuh saat berhadapan. 

*^^^*

Lantas siapa paling bertanggungjawab dan patut di persalahkan — umat ? Jelas bukan sebab mereka hanya ngikut. Jadi siapa ? Ulamanya, rahibnya, pendetanya, elite ini yang paling bertanggungjawab. 

Kenapa pengikut agama menjadi radikal, eksklusif, dan intoleran —tanyakan apa yang diajarkan ulamanya pada umatnya — lihat isi pidatonya, fatwa-fatwanya, pikiran-pikirannya. Para ulama, pendeta, rahib itulah yang beri perintah harian atau mingguan—

Ada yang mengajak hening di gua gua dengan tasbih panjang— tak sedikit pula yang telanjang melawan siapapun yang dianggap malawan Tuhan. Problem agama adalah problem ulama. Itu pangkalnya. Tuhan dalam pikiran. Syariat di genggaman. Siapa melawan ‘pikiran’ pasti digenggam. 

*^^^^*

Problem agama di Eropa dan Amerika adalah ibrah — bagaimana agama menjadi surut dan tidak dipercaya. Islam pun kurang lebih sama. Bedanya adalah: orang Eropa menjadi modern karena meninggalkan agamanya. Sementara negeri-negeri semenanjung Arab dan timur-tengah berperang dan terpuruk karena meninggalkan agamanya. 

Di negeri-negeri Arab Timur-tengah Islam juga punya problem akut. Konflik, pertengkaran, selisih dan beda madzhab berujung perang menjadi berita sehari-hari bahkan menjadi biasa. Tidak menarik. 

Saya tak lagi sedih dan berurai airmata melihat penderitaan Palestina. Juga tak heran saat mendengar kabar konflik Iran, Iraq, Maroko, Yaman, Libya, Afghan dan negara-negara Islam yang menjadikan kalimat tauhid sebagai simbol. Tak satupun dari mereka patut dijadikan model. 

*^^^*

Jadi Islam ‘macam’ apa yang kita tawarkan sekarang ? Satu Islam ! Nonsens saya bilang. Nyatanya antum juga tawarkan ‘Islam lain’ yang berbeda dari kebanyakan, dan pongah merasa ‘Islam antum’ yang paling murni dibanding ‘Islam ana’. Lantas siapa antum berhak memvalidasi Islam Ana — bukan antum yang berhak melakukan validasi dan verifikasi iman, tapi dua pusaka yang diwariskan: al Quran dan as Sunah— dan itu jelas bukan antum atau ana. Wallahu taala a’lm

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *