Tangsel, Jaringansantri.com – Nama Syekh Nawawi Al-Bantani mungkin tidak asing lagi. Ratusan karyanya menjadi rujukan para santri dan mahasiswa di dunia Muslim. Namun ternyata tidak hanya Syekh Nawawi. Cucu beliau yang juga tinggal di Makkah juga menulis banyak kitab yang dikaji di Timur Tengah.
Hal itu dijelaskan oleh A. Ginanjar Sya’ban dalam kajian Islam Nusantara Center dengan tema “Mengenal Syekh Abdul Haq al-Bantani, Cucu Syaikh Nawawi Banten”, Sabtu (26/08).
Syekh Abdul Haq digadang-gadang sebagai penerus Syekh Nawawi Banten. “Syekh Abdul Haq al-Bantani ini, merupakan trah dan penerus keilmuan Syekh Nawawi. Sayangnya beliau wafat dalam usia yang masih muda,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa penerus keilmuan Syekh Nawawi yang masyhur justru cucunya, bukan anaknya. Hal ini disebabkan karena anak Syekh Nawawi al-Bantani yang laki-laki hanya Abdul Mu’ti dan itu pun wafat saat masih kecil.
Syekh Abdul Haq merupakan putra dari Syekh Abdul Hannan al-Jawi, salah seorang ulama Nusantara asal Serang yang dekat dengan Syekh Nawawi di Makkah dan kemudian menjadi menantunya.
Direktur INC ini mengungkapkan, Syekh Abdul Haq yang memiliki julukan ‘Sibthun Nawawi at-Tsani’ meski meninggal saat berumur 38 tahun, ternyata memiliki dua peninggalan karya yang menjadi rujukan penting dalam dunia pendidikan Islam. Pertama yaitu kitab ‘Tadrij al-Adani’, kitab yang berisi hasyiyah (komentar panjang) atas syarh ‘Taftazani’ atas matn ‘al-Zanjani’ dalam bidang ilmu sharaf yang kemudian dicetak oleh berbagai Negara seperti Iran dan Turki.
Sedangkan kitab kedua yaitu ‘Al-Aqwal al-Mulhaqat’, kitab yang berisi hasyiyah atas syarh ‘Mukhtashar al-Waraqat’ karangan Syekh Abu Hasan al-Bakri atas matn ‘al-Waraqat’ karangan al-Imam al-Juwaini. Kitab ini awalnya berupa manuskrip di perpustakaan Makkah al-Mukarramah, namun sekarang telah dicetak di Indonesia.
“Kitab ini awalnya berupa manuskrip di perpustakaan Makkah al-Mukarramah, dengan 31 halaman termasuk sampul dan masih dalam kondisi baik. Namun, sekarang telah diterbitkan oleh Yayasan Turats Ulama Nusantara, Demak, Indonesia tahun 2016,” ungkap peneliti naskah Ulama Nusantara ini.
Keilmuan Syekh Abdul Haq, tentu tak lepas dari peran para gurunya, diantaranya Syekh Nawawi Banten, Syekh Zaini Dahlan, Syekh Shalih Bashil, Syekh Abdul Karim al-Dagastani hingga Syekh Junaid al-Batawi. Beliau yang hidup pada tahun 1868 sampai 1906 ini, juga segenerasi dengan Syekh Mahfuz Tremas, Syekh Ahmad Khatib Minang serta Syekh Abdul Hamid Kudus. (Zainal Abidin)
Baca juga : JEJAK GURU MUGHNI,MUALLIM DI TANAH BETAWI
No responses yet