Imam Ghozali meriwayatkan, Kanjeng Nabi Muhammad SAW satu hari ditanya shahabat tentang maksud dawuh Gusti Allah

فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ ۖ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

“Saat Gusti Allah menghendaki akan memberikan petunjuk kepada seseorang, niscaya Dia melapangkan hatinya untuk mau pasrah pada ketentuan Gusti Allah dan Rasul-Nya. Dan saat Gusti Allah menghendaki kesesatan pada seseorang, niscaya Gusti Allah menjadikan dadanya sumpek dan hidupnya terasa sempit, seolah-olah dia sedang mendaki langit. Begitulah Gusti Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman” (Surat Al An’aam 125)

Kanjeng Nabi SAW menjawab

إن النور إذا دخل القلب انشرح الصدر وانفسح

“Bahwa ketika nur ilahiyah berupa ilmu masuk ke dalam hati seseorang, maka hatinya menjadi lapang, adem, clear, jelas dan menghapus semua keraguan dan kegundahan di hati”

Shahabat yang bertanya melanjutkan pertanyaannya, apakah ayat itu yang jadi tanda-tandanya?

Kanjeng Nabi SAW menjawab

نعم، التجافي عن دار الغرور والإنابة إلى دار الخلود والاستعداد للموت قبل نزوله

“Benar, sehingga orang yang diberi petunjuk itu, beralih dari hal yang merusak kepada hal yang benar dan hatinya jadi pasrah juga siap sedia kapan saja dalam menghadapi kematian sebelum datangnya ajal (tidak takut mati)”

Dari hadits ini kita mengetahui bahwa hidayah Gusti Allah itu berupa nur yaitu ilmu serta hikmah. Kita tidak bisa menentukan seseorang itu telah mendapat hidayah atau tidak dari penampakan lahir. Karena semua hidayah atas kehendak Gusti Allah

Namun kita bisa mengetahui tanda-tanda orang yang telah diberi hidayah, yaitu :

  • Orang yang hatinya bisa lapang dan pasrah pada ketentuan Gusti Allah dan Rasul-Nya,
  • Hatinya tenang dan semakin mantap sejalan hati nurani dan akal sehat,
  • Keraguan dan kegundahan hidupnya sirna,
  • Mau memperbaiki diri dan meninggalkan kerusakan,
  • Hatinya tidak takut mati, siap menghadapi kematian sebelum ajal tiba.

Sebaliknya, tandanya orang yang dikehendaki kesesatan adalah

  • Hatinya selalu sumpek,
  • Hidupnya terasa sempit oleh urusan dunia,
  • Hidupnya merasa susah terus seakan mendaki langit yang tinggi dan gunung yang terjal,
  • Jiwanya pun terpenjara keruwetan hidup mengejar keinginan, padahal cuma tipuan angan-angannya saja.
  • Hatinya tidak pernah siap menghadapi kematian

Orang ruwet tersebut tidak sadar, bahwa keruwetan hidupnya itu sebenarnya siksaan dari Gusti Allah. Siksaan itu ditimpakan karena tidak mau beriman dan pasrah pada Gusti Allah dan Rosul-Nya. Juga tidak mau berusaha melepas angan-angan dunianya, sehingga terus larut dalam tipuannya.

Nah, obat keruwetan hidup ini adalah zuhud. Kanjeng Nabi Muhammad SAW dawuh

من زهد في الدنيا أدخل الله الحكمة قلبه وانطلق بها لسانه، وعرفه داء الدنيا ودواءها وأخرجه منها سالما إلى دار السلام

“Siapa saja yang zuhud di dalam hidup di dunia, maka Gusti Allah akan memberi hatinya hikmah, perkataan lisannya jadi mengandung hikmah, memahami keburukan dunia, mengerti obat keburukannya, mati husnul khotimah dan selamat sampai surga”

Semoga kita bisa mencicipi hidayah Gusti Allah, sehingga bisa melepaskan keterpenjaraan hati terhadap dunia, pasrah pada ketentuan Gusti Allah dan Rasul-Nya juga mendapat husnul khotimah. Aamiin.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *