Oleh: Fatma Mirza Mursida (Mahasiswa Universitas Islam negeri Sayyid Ali Rahmatullh Tulungagung)

Perkembangan globalisasi zaman sekarang semakin pesat mempengaruhi gaya hidup masyarakat, terutama pada lingkungan remaja . Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya gaya hidup hedonisme yang semakin marak dikalangan anak muda yang terkesan  bermewah-mewahan  dengan menuruti hawa nafsu, mengikuti rasa gengsi yang berlebihan tanpa memikirkan kebutuhan yang semestinya.

 Seperti kebiasan yang seakan sudah membudaya seperti kaum hawa berlomba-lomba untuk memiliki sesuatu yang disukai, seakan semua yang harus dia inginkan harus terpenuhi padahal dalam Al Qur’an surat at takasur ayat 1 – 2 yang artinya  “berbangga-banggalah kalian sampai dunia melalaikanmu, yang mana sampai kamu masuk ke liang kubur  kamu  masih keduniawian” maksudnya  Mereka menyombongkan diri di tengah masyarakat dan berusaha memiliki harta lebih banyak dari orang lain hingga mereka masuk ke dalam kubur. perilaku seperti ini menjadikan orang berperilaku konsumtif atau foya-foya yang dapat merugikan diri sendiri, hal tersebut berdampak adanya kesenjangan sosial yang perlu kita lihat lingkungan sekitar memngingat adanya seseorang yang bahkan sulit untuk sekedar bertahan hidup. Adapun pendapat yang menyatakan dalam  tafsir Juz ‘Amma bahwa:

Syaikh  Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “At-Takâtsur (bermegah-megahan) mencakup berbangga dengan banyaknya harta, qabilah, kedudukan, ilmu, dan semua yang memungkinkan terjadi saling berbangga dengannya. Ini ditunjukkan oleh perkataan pemilik sebuah  kebun kepada kawannya:

Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat [Al-Kahfi/18: 34. Tafsir Juz ‘Amma, hlm: 305-306]

Beliau rahimahullah juga berkata, “Makna ”telah melalaikan kamu” yaitu, telah menyibukkan kamu sehingga  kamu lalai dari yang lebih penting, yaitu dzikrullah dan melaksanakan ketaatan kepada-Nya. Perkataan ini ditujukan kepada seluruh umat, namun itu dikecualikan orang yang disibukkan oleh perkara-perkara akhirat dari perkara-perkara dunia, dan mereka ini sedikit”.  [Tafsir Juz ‘Amma, hlm: 305]

Ayat ini juga telah dijelaskan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para Sahabat sebagaimana disebutkan di dalam hadits-hadits berikut:

عَنْ مُطَرِّفٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقْرَأُ أَلْهَاكُمْ التَّكَاثُرُ قَالَ يَقُولُ ابْنُ آدَمَ مَالِي مَالِي قَالَ وَهَلْ لَكَ يَا ابْنَ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا أَكَلْتَ فَأَفْنَيْتَ أَوْ لَبِسْتَ فَأَبْلَيْتَ أَوْ تَصَدَّقْتَ فَأَمْضَيْتَ

Dari Mutharrif, dari bapaknya, dia berkata, “Aku mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang membaca ayat “Al-hâkumut Takâtsur”, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Anak Adam mengatakan, ‘Hartaku, hartaku!’, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lagi, “Bukankah engkau tidak memiliki harta kecuali harta yang telah engkau makan, sehingga engkau habiskan;  Atau apa yang telah engkau pakai, sehingga engkau menjadikannya usang; Atau apa yang telah engkau sedekahkan, sehingga engkau meneruskan (yaitu terus memilikinya sampai hari kiamat-pen)”. [HR. Muslim, no. 2958]

Maksud dari hadist diatas Allah telah memberikan nikmat kepada kita berupa makan atau pakaian maka dari itu kita harus menyikapi dengan sesuai syariat islam untuk meminimalisir ke mudhorotan yang terjadi serta sedekah adalah perilaku yang bis dibawa sampai hari kiamat sebagai amal yang tidak terputus

Sifat konsumtif tersebut sudah semakin dipermudah oleh perkembangan zaman, karena begitu maraknya teknologi canggih yang memudahkan manusia dalam  mengakses apapun misalnya jual beli secara online tanpa kedua pihak bertemu secara langsung untuk bernegosiasi atau  melakukan transaksi jual beli.Transaksi tersebut dapat dilakukan melalui alat komunikasi seperti chat, telepon, SMS, website, dan media sosial. Model berjualan seperti ini dianggap efisien namun hal inilah yang berdampak seseorang menuju hidup hedonisme. Maka dari itu pada zaman serba canggih ini kita sebagai masyarakat tertuma remaja yang masi berkembang perlu ditanamkan dalam diri untuk lebih bijak dalam mengikuti perkembangan zaman, karena hal tersebut perlu apalagi kita sebagai mahasiswa, tapi jangan sampai kita lupa dan  terlena dengan hawa nafsu yang menimbulkan sifat konsumtif serta terkesan hedonisme

Karena sejatinya kehidupan seperti itu bukan kehidupan  seorang muslim, yang dengan semestinya kita hidup didunia ini untuk mencari keberkahan dan keselamatan akhirat kelak. Kemudian apabila umat islam sudah jauh dari perintah allah maka hidupnya tidak akan tenang, karena sama saja meninggalkan tuhannya. Maka dari itu kita sebagai umat muslim harus senantiasa berikhtiar dan bertawakkal kepada Allah yang mana ketika kita bersikap atas sesuatu harus dipertimbangakan dengan matang agar tidak terlena oleh buaian zaman yang semakin tidak terarah pada kebaikan, dan sebaik-baiknya orang yang mempunyai banyak harta yakni mereka yang mau bersedekah.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *