oleh : Muhammad Akmal Khoiry (mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta)

Alhamdulillah kita hidup di dunia ini serba tercukupi, asalkan kita mau berusaha. Sebenarnya semua yang kita butuhkan sudah Allah SWT turunkan, walaupun terkadang tidak langsung diberikan melainkan membutuhkan proses. Di bagian inilah Allah menilai, seberapa pantaskah kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Karena Allah melihat seberapa besar usaha kita untuk mengejar apa yang kita inginkan. Kalau kita berusaha sekuat tenaga, dan terus memanjatkan doa’a, serta menyerahkan semua hasilnya kepada Allah SWT, Maka Allah SWT pasti akan memberi apa yang kita inginkan. Tapi jika sebaliknya, kita menginginkan sesuatu tapi tidak disertai usaha. Maka Allah juga pasti tidak akan memberi apa yang kita inginkan.

                Ketika kita sudah mendapat apa yang kita inginkan, maka kita harus bersyukur kepada Allah SWT. Jangan sampai kita lalai atas siapa yang telah memberikan nikmat kepada kita. Tapi realitanya masih banyak diantara kita yang oleh Allah diberikan banyak kenikmatan justru membuat lalai. Padahal Allah SWT memberikan banyak nikmat agar kita tambah bersyukur dan semakin bertaqarrub kepada Nya. Bukan justru menjauh dari Allah SWT.

                Bersykur berawal dari Ali‘tiqâd bil qalbi yaitu percaya atau meyakini dari hati kita bahwasanya semua nikmat yang diberikan kepada kita itu berasal dari Allah SWT. Memang apa yang kita dapat berkat jerih payah kita sendiri, tapi dibalik itu ada Allah yang memberi apa yang kita dapatkan. Semua tidak akan ada kecuali atas kehendak Allah. Maka dari itu kita yakin dari hati kita bahwasanya dibalik jerih payah kita ada Allah yang memberikan semua. Karena jika Allah tidak menghendaki, kita tidak akan mendapat apa yang kita inginkan.

                Setelah meyakini dari hati, kita ungkapkan melalui lisan kita dengan mengucap alhamdulillah hirabbil alamin. Karena kita sangat yakin bahwa Allah pemberi segalanya, maka kita harus berterimakasih kepada Allah SWT dengan ucapan syukur. Setelah kita memuji dengan mengucap Alhamdulillah, kita harus menggunakanya dengan sebaik-baiknya. Dengan menggunakannya untuk menaati perintah Allah, atau untuk membantu saudara kita yang membutuhkan, dan masih banyak lagi cara untuk mengaplikasikan rasa syukur kita kepada Allah SWT.

                Allah menjanjikan di dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7, yang berbunyi

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

                Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

                Menurut kitab tafsir Al-Jalalain, tafsiran dari ayat diatas ialah ”(Dan ingatlah pula ketika mempermaklumkan) memberitahukan (Rabb kalian sesungguhnya jika kalian bersyukur) akan nikmat-Ku dengan menjalankan ketauhidan dan ketaatan (pasti Kami akan menambah nikmat kepada kalian dan jika kalian mengingkari nikmat-Ku) apabila kalian ingkar terhadap nikmat-Ku itu dengan berlaku kekafiran dan kedurhakaan niscaya Aku akan menurunkan azab kepada kalian. Pengertian ini diungkapkan oleh firman selanjutnya: (“Sesungguhnya azab-Ku sangat keras.”)”

                Di dalam kitab tafsir Al-Misbah yang ditulis oleh M. Quraish Shihab, menafsirkan “(Dan ingatlah pula ketika mempermaklumkan) memberitahukan (Rabb kalian sesungguhnya jika kalian bersyukur) akan nikmat-Ku dengan menjalankan ketauhidan dan ketaatan (pasti Kami akan menambah nikmat kepada kalian dan jika kalian mengingkari nikmat-Ku) apabila kalian ingkar terhadap nikmat-Ku itu dengan berlaku kekafiran dan kedurhakaan niscaya Aku akan menurunkan azab kepada kalian. Pengertian ini diungkapkan oleh firman selanjutnya: (“Sesungguhnya azab-Ku sangat keras.”)”

                Dari kedua penafsiran di atas kita bisa menyimpulkan bahwa Allah berjaji barangsiapa yang mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah, maka Allah akan menambah nikmat kepadanya. Tapi sebaliknya barangsiapa yang mengingkari atas nikmat Allah, maka Allah akan menurunkan Adzab yang pedih untuk orang-orang yang mengingkari nikmat-Nya. Jadi ketika kita diberi nikmat berupa kesehatan, umur panjang, makanan, rizki, dan linya oleh Allah SWT dan kita mensyukuri nya dengan mengucap alhamdulillah dan menggunakanya untuk hal-hal yang baik, maka Allah akan menambah kenikmatan kepada kita. Tapi jika sebaliknya, kita diberi nikmat yang sangat banyak oleh Allah dan menjadikan kita lalai serta semakin menjauh dari Allah, maka Allah akan menurunkan adzab kepada kita. 

                Jadi mensyukuri nikmat Allah membutuhkan kekuatan iman. Dengan iman kita yakin seyakin-yakinya bahwa seluruh kenikmatan ini dari Allah SWT.  Semakin banyak nikmat yang diberikan oleh Allah semakin kita mendekat kepada Allah, bukan justru menjauh. Dan ketika kita diberi nikmat oleh Allah dan kita mensyukurinya dengan menggunakan untuk hal-hal yang baik, maka Allah akan menambah nikmat kepada kita, tapi ketika nikmat itu kita ingkari, maka Allah akan menurunkan adzab kepada kita. Semoga kita termasuk golongan hamba Allah SWT yang pandai dalam bersyukur serta dijaukan dari sifat kufur. Aamiin..

#ALHAMDULILLAH BINI’MATILLAH

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *