Terkait berseliwerannya informasi soal Hari lahir PETA tanggal 14 Februari. Sebenarnya 14 Februari 1945 lebih tepat disebut sebagai Hari Pemberontakan Tentara PETA di Blitar. Sebagaimana tanggal 25 Februari 1944 adalah hari Pemberontakan Sukamanah (Singaparna). Hari lahir PETA adalah 3 Oktober 1944, berdasarkan penetapan Osamu Seirei (undang-undang) nomor 44. Artinya, saat Supriyadi memimpin 410 pasukannya untuk memberontak, institusi PETA sudah ada dan mapan.

Usulan pembentukan PETA bermula dari surat Gatot Mankupradja kepada Saikoo Sikikan yang salinannya dimuat dalam surat kabar Tjahaja (07/09/1943). Salinan surat Gatot juga dimuat dalam Asia Raja (08/09/43), Soaeara Asia, Sinar Matahari, Pembangoen (09/09/43), dan Pandji Poestaka (15/9/43). Surat Gatot saat itu bisa disebut viral dan mendapatkan dukungan dari berbagai komponen di seluruh Jawa.

Pada 13/09/1943, 10 ulama yang mengatasnamakan umat Islam di Jawa juga berkirim surat senada. Mereka adalah: K.H. Mas Mansur, KH. Adnan, Dr. Abdul Karim Amrullah (HAMKA), Guru H. Mansur, Guru H. Cholid. K.H. Abdul Majid, Guru H. Yakub, K.H. Djunaedi, H. Mochtar dan H. Moh. Sodri. Alasan yang diajukan para ulama ini hampir sama dengan Gatot, hanya ada penekanan bahwa mayoritas penduduk Jawa adalah muslim, karena itu perlu dibentuk barisan pembela Islam. Salinan surat tersebut juga dimuat lengkap atau sebagian oleh berbagai media cetak, antara lain dalam Tjahaja (14/09/43).

Ringkas cerita, surat Gatot menghasilkan PETA dan surat 10 ulama melahirkan Hizbullah.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *