Oleh : Ananda Fiqih Suditama (Mahasiswa Ahmad Dahlan Jakarta)
Secara umum toleransi adalah sebuah perilaku manusia untuk menghormati dan menghargai perbedaan yang ada. Baik itu antar individu maupun antar kelompok. Adanya sikap ini dalam diri seseorang bisa memberikan rasa damai, aman, tentram, nyaman.
Tiga Hal Penyebab Hilangnya Toleransi di Masyarakat
Pertama, adalah pemahaman tentang agama yang kurang pas. “Yang terlalu tekstual, katakanlah. Sehingga, menganggap apa yang tertulis dalam kitab suci itu secara serta merta diterapkan”.
Apa yang dituliskan di dalam kitab suci sebuah agama, perlu kepakaran tertentu untuk menginterpretasikan maksudnya. Ada prosedur-prosedur ilmiah tertentu secara keagamaan yang harus dipenuhi sampai bisa menghasilkan sebuah interpretasi yang sah.
Kedua, toleransi bisa hilang karena meneladani seseorang yang tidak tepat. Seseorang yang dianggap lebih paham mengenai nilai-nilai agama dicontoh, padahal sebenarnya ada hal yang salah.
“Jadi kalau orang-orang yang dianggap punya otoritas itu punya praktik kebudayaan atau keagamaan yang tidak pas, tentu saja dia memberikan keteladanan yang kurang baik”.
Saya berpendapat, keteladanan itu sangat penting dalam memiliki rasa toleransi. Apalagi di dalam masyarakat yang masih sangat mengikuti sosok atau figur keagamaan atau kebudayaan tertentu.
Hal terakhir yang menyebabkan hilangnya toleransi adalah lingkungan sosial, budaya dan politik. Diskursus-diskursus yang berkembang di media sosial, misalnya, juga akan mempengaruhi bagaimana seseorang berperilaku dan memahami sesuatu.
Saya berpendapat untuk menangani intoleransi, perlu ada ekosistem yang kuat untuk meningkatkan toleransi. Ia mengatakan, melalui sekolah nilai-nilai toleransi bisa ditanamkan.
“Melalui pendidikan, melalui bangku sekolah, segalanya bisa kita mulai. Melalui sekolah kita bisa mengajarkan materi-materi keagamaan, atau kebudayaan yang kontekstual”.
Ketiga, perlu juga didorong agar para tokoh-tokoh keagamaan dan kebudayaan memberikan teladan yang baik. Perlu ada sebuah dorongan agar lingkungan sosial, budaya, dan politik memiliki nilai positif yang mendorong munculnya semangat dan nilai-nilai toleransi serta keberagaman.
“Guru-guru juga bisa didorong menjadi teladan yang dicontoh oleh siswanya sehingga mereka punya pemahaman yang toleran. Melalui sekolah, kita bisa membangun iklim sekolah yang memfasilitasi siswa untuk punya pemahaman yang toleran”.
Toleransi Dalam Perspektif Islam
Islam secara harfiah memiliki makna tunduk, patuh, dan pasrah, keselamatan, kemanan dan kedamaian. Jadi, sebagai seorang muslim dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus bisa menjadi pemberi keselamatan, senantiasa menciptakan kerukunan dan memberi rasa aman kepada orang lain.
Toleransi atau as-samahah (arab) adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerjasama diantara kelompok masyarakat yang berbeda-beda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Oleh karena itu toleransi merupakan konsep yang bagus dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran agama-agama termasuk agama islam.
Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, islam memiliki konsep yang jelas. “Tidak ada paksaan dalam agama, bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama kami” adalah contoh populer dari toleransi dalam islam. Fakta-fakta historis itu menunjukan bahwa masalah toleransi dalam islam bukanlah konsep asing atau ghorib. Toleransi adalah bagian integral dari islam itu sendiri yang detail-detailnya kemudian dirumuskan oleh para ulama dalam karya-karya tafsir mereka. Kemudian rumusan-rumusan ini disempurnakan oleh para ulama dengan pengayaan-pengayaan baru sehingga pada akhirnya menjadi praktik kesejahteraan dalam masyarakat islam.
Konsep toleransi atau tasamuh dalam pandangan islam mengandung konsep rahmatal lil ‘alamin. Sekalipun Al-Qur’an tidak secara tegas menjelaskan tentang tasamuh, namun banyak ditemui beberapa tema yang terkait dengan ini, diantaranya rahmat dan kasih sayang (QS Al-Balad), Al-Afw atau memaafkan (QS An-Nur:22), Al-Safh atau berlapang dada (QS Al-Zukhruf: 89), Al-Salam atau keselamatan (QS Al-Furqon : 63), Al-‘Adl atau keadilan, Al-Ihsan atau kebaikan (QS An-Nahl:90) dan Al-Tauhid yang berakna menuhankan Allah Swt (QS Al-Ikhlas : 1-4).
No responses yet