‎“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) ‎mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Q.S. ‎Al-Ankabut : 2)‎

Hidup ini memang penuh ujian dan cobaan. Ada yang diuji dengan ‎kecemasan dan kekhawatiran akan masa depannya yang masih belum pasti. Ada ‎yang diuji dengan kemiskinan, kelaparan, kekurangan harta benda. Ada yang ‎diuji dengan penyakit yang tak kunjung sembuh. Ada yang diuji dengan ‎kematian serta kehilangan orang-orang yang dicintai. Ada yang diuji dengan ‎keresahan serta kecemasan ketika jodoh tidak kunjung datang sementara umur ‎terus bertambah. Ada yang diuji dengan kekhawatiran dan ketakutan ketika ‎keturunan tak jua hadir setelah bertahun-tahun berumah tangga. Ada pula yang ‎diuji dengan kegalauan saat tak kunjung mendapat pekerjaan.‎

Kesemua ujian dan cobaan itu adalah cara Allah untuk melihat kualitas ‎diri para hamba-Nya. Siapakah di antara mereka yang paling baik amalnya, paling ‎baik imannya.‎

‎ ‎

Apakah dengan hadirnya ujian dan cobaan hidup itu membuat seorang ‎hamba terus menerus mengeluh, meratapi nasib, mengutuk keadaan, bahkan ‎mempertanyakan keadilan Tuhan? Ataukah justru dengan hadirnya beragam ‎ujian dan cobaan hidup itu semakin membuat seorang hamba menyadari ‎kelemahannya, sembari terus menerus memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ‎pribadinya, meningkatkan kualitas serta intensitas kedekatkannya kepada Allah?‎

Dari ujian dan cobaan hidup yang dihadirkan itu juga akan terlihat jelas, ‎siapakah yang mudah putus asa, gampang menyerah, serta tidak tahan dengan ‎kenyataan hidup yang dialaminya? Siapa pula yang meskipun ujian datang ‎bertubi-tubi silih berganti, cobaan seakan tak pernah berhenti menghampiri, ‎tetapi ia tetap sabar dan tabah serta berserah diri kepada Sang Ilahi?‎

Al-Qur’an mengajarkan kepada kita untuk tidak berputus asa dari rahmat ‎Allah. Karena rahmat Allah sangat luas. Bahkan rahmat-Nya melebihi murka-Nya. ‎

Tidak berputus asa dari rahmat Allah artinya yakin sepenuh hati bahwa ‎Allah sangat sayang kepada hamba-hamba-Nya. Tidak berputus asa dari rahmat ‎Allah artinya tetap melakukan ikhtiar maksimal dalam menjalani hidup ini, ‎meskipun serangkaian ujian dan cobaan selalu datang menghadang. Tidak ‎berputus asa dari rahmat Allah artinya selalu berbaik sangka kepada Allah, bahwa ‎setiap kenyataan hidup yang kita hadapi pasti menyimpan hikmah serta pelajaran ‎yang sangat berharga yang hendak disampaikan Allah kepada kita. Tidak ‎berputus asa dari rahmat Allah artinya bahwa rencana Allah pasti yang terbaik.‎

Tidak berputus asa dari rahmat Allah adalah salah satu ciri keimanan ‎seseorang. Allah Swt. melarang hamba-hamba-Nya ‎untuk berputus asa dari rahmat-Nya. Karena putus asa adalah sikap orang-orang ‎kafir.‎

Seorang mukmin harus yakin sepenuh hati bahwa setiap masalah pasti ‎ada solusinya, setiap persoalan pasti ada jalan keluarnya, setiap ujian dan cobaan ‎pasti ada nilai serta pesan yang ingin disampaikan oleh Allah  kepada hamba-‎hamba-Nya.‎

Sejauh mana tingkat keimanan seorang bisa dilihat seberapa sabar dan ‎tabah ketika ditimpa ujian dan cobaan hidup. Sehebat apa kualitas keimanan ‎seseorang bisa diukur dari seberapa ikhlasnya menerima ketetapan (qadha) dan ‎takdir (qadar) Allah.‎

Berbahagialah orang-orang yang ketika ditimpa ujian, diterpa cobaan, ‎tetap sabar dan tabah serta ikhlas dengan keyakinan yang penuh bahwa itu ‎adalah cara Allah untuk melihat kualitas keimanannya. ‎

* Ruang Inspirasi, Jumat, 6 Agustus 2021

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *