Sejak di sekolah dasar dulu, ditanamkan nilai-nilai kehidupan melalui slogan-slogan yang mudah dihapal. Ada yang ditulis di tembok, ada yang diungkap berulang-ulang dan ada pula yang menghiasi sampul-sampul buku atau lainnya. Sebut misalnya kalimat “Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya.” Semua kita hapal, bukan? Ingatan kita akan kalimat motivasi di atas adalah sekuat kalimat “empat sehat lima sempurna.”

Pertanyaannya kemudian adalah apakah kalimat-kalimat itu memiliki pengaruh atas pembangunan kepribadian anak bangsa? Kalau kalimat “empat sehat lima sempurna” sepertinya sangat sulit terealisasi di masyarakat pedesaan karena memang tak biasa minum susu sapi dan tak memiliki cukup uang untuk berbelanja susu. Rajin-rajinkah dan hemat-hematkah masyarakat kita? Masing-masing kita mungkin memiliki jawaban yang berbeda seberbeda latar belakang atau pengalaman hidup kita.

Ungkapan-ugkapan atau slogan motivasi seperti di atas ternyata tak hanya ada di Indonesia, melainkan di negara-negara lainpun juga ada dengan kalimat yang beda namun semangatnya tetap sama. Ini menunjukkan bahwa karakter rajin dan hemat menjadi karakter bernilai bagus menurut kesepakatan banyak manusia di dunia. Kalau begitu, karakter malas dan boros merupakan penyimpangan dan kewarasan etika publik.

Di masyarakat Arab, misalnya, kita sering mendengarkan kalimat berikut ini:

ثلاثا تورث ثلاثا :

1- النشاط يورث الغنى
2- الكسل يورث الفقر
3- الشراهة تورث المرض

Tiga mewariskan/menyebabkan tiga: 1. Rajin bekerja mengantarkan pada kaya; 2. Malas mengantarkan pada kefakiran; 3. Rakus menyebabkan sakit.

Nah, agak mirip-mirip dengan slogan yang ada dimasyarakat kita, bukan? Yang menarik itu adalah yang nomer 3, “tamak menyebabkan sakit.” Sakit apa yang dimaksud? Apakah setiap sakit itu disebabkan oleh tamak? Tentu tidak demikian. Yang jelas, orang yang rakus bin tamak pasti akan mengalami sakit hati dan bahkan sakit jiwa. Bagaimana penjelasannya? Pejamkan mata, berniatlah berbagi bahagia dan berhenti menari di atas derita orang lain, maka jawabannya akan datang sendiri.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *