‎“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya ‎meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang ‎mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu ‎hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka ‎mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An Nisa: 9)‎

Firman Allah di atas mengingatkan kita tentang pentingnya ‎mempersiapkan bekal untuk anak cucu kita, sebelum kita meninggalkan dunia ‎ini.‎

Bekal dalam hal ini dapat dimaknai secara luas. Jika merujuk kepada ‎ayat-ayat al-Qur’an, maka bekal utama yang perlu dipersiapkan adalah ‎keimanan dan ketakwaan, yaitu keyakinan akan kehadiran Allah dalam ‎setiap ruang kehidupan, serta kesadaran untuk terus melakukan kebaikan ‎kepada sesama. Keyakinan dan kesadaran ini pada gilirannya akan ‎menjadikan seseorang selalu berusaha untuk taat pada perintah Allah dan ‎menjauhi larangan-Nya. Demikian ditegaskan dalam sejumlah firman Allah ‎dalam kitab suci al-Qur’an.‎

Bekal berikutnya yang tidak kalah pentingya, yang harus disiapkan ‎untuk anak cucu kita adalah ilmu pengetahuan. Ya, dengan bekal ilmu ‎pengetahuan ini, maka anak cucu kita akan menjadi orang-orang yang siap ‎menghadapi hidup dan kehidupan, betapa pun sulitnya kehidupan yang ‎tengah dijalaninya. Dengan ilmu, hidup akan menjadi mudah. Tanpa ilmu ‎hidup terasa susah.‎

Bekal selanjutnya yang perlu dipersiapkan adalah materi. Ya, bekal ‎materi ini penting untuk kelangsungan hidup anak cucu kita, setelah kita ‎meninggal dunia kelak. Jika materi tercukupi, maka anak cucu kita akan lebih ‎tenang dalam menjalani hidup selanjutnya. Materi yang cukup juga bisa ‎dijadikan modal usaha, modal mencari ilmu pengetahuan dan sebagainya.‎

Setelah membekali anak-anak kita dengan keimanan dan ketakwaan, ‎ilmu pengetahuan serta materi, bekal selanjutnya yang perlu disiapkan adalah ‎mental. Ya, menyiapkan mental anak-anak kita untuk menghadapi hidup dan ‎kehidupan yang demikian keras adalah suatu yang niscaya. Dengan mental ‎yang tangguh, maka anak-anak kita tidak mudah menyerah terhadap ‎keadaan, betapa pun sulit dan beratnya kehidupan yang tengah mereka jalani.‎

Berkaitan dengan persiapan mental yang harus kita berikan kepada ‎anak-anak kita, berikut penulis kutipkan salah satu bagian dari buku penulis ‎berjudul : “5 Langkah Menuju Sukses Dunia-Akhirat”:‎

‎“Persiapan mental untuk sukses dunia-akhirat itu sangat penting. ‎Seseorang yang siap mental untuk sukses, maka dia sudah mengantisipasi jika ‎suatu ketika kesuksesan benar-benar hadir dalam hidupnya. Dia tidak akan ‎menjadi tinggi hati karena kelimpahan materi, pun tidak menjadi jumawa ‎ketika berilmu pengetahuan luas, juga tidak angkuh ketika jabatan prestisius ‎dapat direngkuh. Meski karirnya menjulang tinggi, tetapi dia tetap rendah hati. ‎Meski kesuksesan hidup berhasil digapai, dia tidak lupa diri. Meski telah ‎‎‘menyentuh’ langit, tetapi kaki tetap menginjak bumi. Inilah tipikal manusia ‎yang siap mental untuk sukses hidup di dunia.‎

Demikian juga halnya seseorang yang siap mental untuk sukses ‎akhirat. Dia tidak akan pernah merasa hebat, meski ibadahnya dahsyat. Dia ‎tidak menjadi sok suci meski akhlaknya terpuji. Dia tidak bangga diri meski ‎banyak orang memberi sanjung puji.

Singkatnya, dia tidak pernah merasa ‎menjadi orang yang baik amalnya. Dia selalu merasa menjadi orang yang ‎penuh dosa, sedikit amalnya, dan kurang dekat dengan Tuhannya. Sehingga ‎dia akan terus menerus berusaha untuk memperbaiki dirinya. Inilah kualitas ‎mental orang yang siap sukses akhirat. Baginya, biarlah Tuhan yang menilai ‎dan memberi apresiasi atas amal ibadah yang dia lakukan. Dia tidak peduli ‎apakah orang akan memuji atau mencaci. Yang terpenting baginya adalah ridla ‎Ilahi.”‎

Mewariskan mental sukses kepada anak adalah tugas dan tanggung ‎jawab setiap orang tua. Mental sukses yang dimaksud adalah mental sukses ‎dunia-akhirat. ‎

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *