Setelah sholat fardhu kita diajarkan untuk membaca wirid dan do’a, kemudian setelah itu baru melakukan sholat sunnah ba’diyah. Hal itu juga dilakukan oleh Syaikhona Maimoen Zubair.
Sebagian orang ada yang langsung melakukan sholat sunnah ba’diyah setelah sholat fardhu. Setelah itu baru membaca wirid dan do’a. Akan tetapi hal itu tidak dianjurkan.
Salah satu wirid yang dibaca oleh Syaikhona Maimoen Zubair setelah sholat shubuh dan maghrib adalah membaca wirid berikut:
لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد يحيي ويميت وهو على كل شيء قدير.
Laa Ilaaha Illalloohu Wahdahu Laa Syariika Lah, Lahul Mulku Walahul Hamdu Yuhyii Wayumiitu Wahuwa ‘Alaa Kulli Syai’in Qodiir.
Wirid tersebut dibaca sepuluh kali oleh Syaikhona bersama para santri di Musholla Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu Sarang Rembang.
Disebutkan dalam kitab Al-Husun Al-Mani’ah karya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki bahwa orang yang membaca wirid tersebut sepuluh kali pada pagi hari atau shubuh, maka ia akan mendapatkan keutamaan berupa:
1. Ditulis baginya sepuluh kebaikan.
2. Dilebur untuknya sepuluh keburukan.
3. Diangkat baginya sepuluh derajat.
4. Mendapatkan pahala memerdekakan empat hamba sahaya.
5. Kalimat itu menjadi perisai baginya sampai sore hari.
Bila kalimat itu dibaca sepuluh kali setelah sholat Maghrib, maka kalimat itu menjadi perisai baginya sampai pagi hari.
جاء عنه صلى الله عليه وسلم أن من قالها إذا أصبح عشر مرات كتب له عشر حسنات، ومحي بهن عنه عشر سيئات، ورفع له عشر درجات، وكن له عدل عتق أربع رقاب، وكن له حرسا حتى يمسي. ومن قالها إذا صلى المغرب دبر صلاته فمثل ذلك حتى يصبح.
Disebutkan dalam hadits yang lain bahwa orang yang membaca wirid itu sepuluh kali, maka ia seolah-olah memerdekakan sepuluh keturunan Nabi Ismail dari perbudakan.
Kalimat itu menjaganya pada hari itu dari dosa selain syirik. Kalimat tersebut juga menjaganya pada hari itu dari hal yang tidak disukai dan menjadi tameng baginya dari setan yang terkutuk.
وفي رواية وكان له بكل مرة عتق رقبة من ولد إسماعيل، ولم يلحقه يومئذ ذنب إلا الشرك بالله، وكن له في يومه ذلك حرزا من كل مكروه، وحرسا من الشيطان الرجيم.
Begitulah Syaikhona Maimoen Zubair memilihkan untuk para santrinya wirid yang mudah dan ringan untuk dibaca, akan tetapi memiliki keunggulan yang luar biasa.
Semoga kita terutama yang sudah menetap di kediaman masing-masing tetap diberikan kekuatan untuk selalu mengamalkan wirid-wirid yang diajarkan oleh Syaikhona saat dulu di pondok.
Majlis Ta’lim Sabilun Najah
Kramatsari III Pekalongan.
No responses yet