Categories:

Oleh: Aqilah Faustina & Syifa Lutfiyah

Amarah adalah salah satu bentuk respon seseorang ketika mengalami suatu hal yang tidak ia inginkan atau harapkan. Amarah merupakan bentuk emosi yang dapat dikenali melalui perilaku seseorang. Dalam Islam, marah yang tidak terkendali dianggap sebagai sifat buruk yang dapat menimbulkan penyakit baik secara jasmani ataupun rohani. Marah merupakan bentuk emosi berupa respon seseorang dari lingkungannya yang tidak sejalan menurut keinginannya. Secara alamiah , marah adalah emosi yang wajar , sebab keinginanya tidak terpenuhi atau tidak sesuai , namun emosi yang berlebihan dapat berdampak bagi fisik ataupun mental seseorang. Mengutip dari halodoc.com akibat marah yang berlebihan dapat menimbulkan :

  1. Resiko penyakit jantung

Hal ini karena kemarahan menyebabkan keluarnya hormon stres seperti adrenalin yang membuat jantung berdetak lebih cepat dan tekanan darah naik. Kemarahan juga membuat darah kamu lebih mungkin menggumpal, yang sangat berbahaya bila arteri kamu menyempit oleh plak yang mengandung kolesterol. ,

  • Stroke

Kondisi ini terjadi akibat bekuan darah ke otak atau pendarahan di dalam otak naik menjadi lebih tinggi setelah ledakan amarah. Bagi orang yang sudah memiliki aneurisma di salah satu arteri otak, risiko aneurisma untuk pecah menjadi enam kali lebih tinggi setelah ledakan amarah.

  • Despressi

Ditemukan adanya kaitan antara depresi dengan agresi dan ledakan amarah, terutama pada pria. Orang yang mengalami depresi sering menunjukkan kemarahan pasif, yaitu cenderung menyimpan amarah mereka daripada mengambil tindakan.

Dari pernyataan di atas menyangkut amarah yang sering kita alami, Rasulullullah SAW sudah  memperingatkan umatnya Sebagaimana sabda Rasullullah SAW yang tercantum pada hadits riwayat al-Bukhari No. 5651 sebagai berikut:

جَارية بْنُ قُدامة السَّعْدِيُّ؛ أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، قُلْ لِي قَوْلًا

يَنْفَعُنِي وأقْلِل عَلَيَّ، لَعَلِّي أَعِيهِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “لَا تَغْضَبْ”. فَأَعَادَ عَلَيْهِ حَتَّى

أَعَادَ عَلَيْهِ مِرَارًا، كُلُّ ذَلِكَ يَقُولُ: “لَا تَغْضَبْ

Artinya, “Bahwa Jariyah ibn qodamah sa’diya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW untuk itu ia mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku suatu nasihat yang bermanfaat bagi diriku, tetapi jangan banyak-banyak agar aku selalu mengingatnya.’ Maka Rasulullah SAW bersabda, ‘janganlah kamu marah.’ Ia mengulangi pertanyaannya kepada Nabi SAW. berkali-kali, tetapi semuanya itu dijawab oleh Nabi SAW. dengan kalimat, ‘ janganlah kamu marah’.”

Dari hadist di atas sudah menjelaskan bahwa Rasulullah SAW. telah memperingati kita untuk mengendalikan emosi amarah yang kita punya . Bahkan secara medis juga terbukti dampak-dampak yang dapat terjadi jika seseorang memiliki emosi marah yang tak terkendali.

Mengapa Amarah perlu di Cegah?

Sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita dapat menerapkan apa yang sudah di sabdakan Rasulullah SAW. Sebab Rasullullah telah memberikan jawaban-jawaban atas segala permasalahan umat baik secara batin maupun fisik. Sebagaimana  Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis sahih yang berbunyi :

وقال أبو هريرة قال النبي صلى الله عليه و سلم لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرْعَةِ وَإِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَه عِنْدَ الغَضَبِ

“Abu Hurairah RA berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘Seseorang disebut sebagai kuat perkasa bukan karena duel. Orang yang kuat perkasa ialah orang yang mampu mengendalikan diri ketika marah,’” (HR Al-Bukhari nomor 6114 dan Muslim nomor 2609).

Dari hadist di atas kita dapat menyimpulkan bahwasannya memenuhi keingingan amarah kita hingga meledak-ledak bukan menunjukkan bahwa pendapat kita paling benar ,bukan berarti kita paling kuat atau bahkan dengan amarah apa yang kita dapatkan semua akan di dapatkan semudah itu. Tetapi justru sebaliknya dengan menahan amarah seseorang dapat berfikir ulang kembali sebelum bertindak , dengan kepala dingin lah seseorang dapat menerima segala hal yang telah di tetapkan oleh Allah serta bertindak dengan adil dan bijaksana . lalu bagaimana jika hanya dengan menahannya saja tidak sanggup? Sebagaimana dikutip Syekh Jamaluddin al-Qasimi Al-Imam al-Ghazali mengatakan:

وَأَمَّا الْعَمَلُ فَأَنْ تَقُولَ بِلِسَانِكَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، وَإِنْ كُنْتَ قَائِمًا فَاجْلِسْ، وَإِنْ كُنْتَ جَالِسًا فَاضْطَجِعْ، وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَتَوَضَّأَ بِالْمَاءِ الْبَارِدِ؛ فَإِنَّ الْغَضَبَ مِنَ النَّارِ، وَالنَّارُ لَا يُطْفِئُهَا إِلَّا الْمَاءُ. “

Artinya : “Adapun  amal, katakanlah dengan lisanmu, A’ûdzu billâhi minasy syaithânir rajîm (aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk). Bila engkau berdiri, duduklah. Bila engkau duduk, tidurlah miring. Disunahkan berwudhu dengan air yang dingin, sesungguhnya kemarahan adalah dari api, sedangkan api tidaklah bisa dipadamkan kecuali dengan air.” (Syekh Jamaluddin al-Qasimi, Mau’ihhah al-Mu’mini min Ihya’ Ulum al-Din, hal. 208).

Mengutip dari hadist di atas Amarah itu berasal dari api . Lalu apakah amarah benar-benar dari api? Amarah sering kali dikaitkan dengan hal yang negatif. Sebab ketika seseorang sedang meluapkan amarahnya , eskpresi yang dikeluarkan terkesan menggebu-gebu dengan emosi yang tak terkendali . ketika emosi seseorang tidak terkendali , seseorang dapat mengambil tindakan dengan cepat dan tergesa-gesa tanpa berfikir panjang, fikiran pun menjadi berantakan dan sulit untuk mencari solusi dengan berfikir jernih . Disinilah syaiton hadir di dalam hati manusia , mendorong keinginan manusia untuk memutuskan sesuatu yang tergesa-gesa , karna sesungguhnya sifat yang tergesa-gesa adalah sifat syaiton. Seperti yang kita ketahui syaiton adalah makhluk Allah yang tercipta dari api neraka . sebab inilah muncul perkataan bahwa marah berasal dari api, dan api hanya padam oleh air . Sebab itu wudhu merupakan salah satu cara untuk meredamkan emosi marah seseorang yang tak terkendali di dalam dirinya.

Apa Itu Wudhu ?

 Wudhu yakni tata cara bersuci demgan menggunakan air yang dimulai dari niat bersamaan dengan membasuh muka hingga tertib membasuh kaki .Wudhu berasal dari kata “ضوء” yang berarti cahaya , lalu ditambahkan huruf “و”  menjadi    “وصوء” yang berarti cahaya yang sangat terang. Wudhu merupakan syarat yang menyempurnakan sholat . ketika seseorang melakukan whudu dengan niat yang baik dan benar , maka itu akan berpengaruh pada sholatnya.

Allah SWT.. telah memerintahkan keapada kita di Q.S Al-maidah (5): 6 berbunyi :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْن

Yang artinya :

Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki.” [Q.S Al-maidah(5):6]

Perlu di ketahui bahwasannya wudhu tidak hanya dilakukan hanya untuk melaksanakan ibadah sholat saja. Yakni dengan berwudhu kita dapat mengelola emosi kita lewat air wudhu. Dari Athiyyah As-Sa’di radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud, nomor 4784. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Wudhu Sebagai Peredam Amarah

Manfaat  wudhu bagi psikis manusia salah satunya yaitu dapat mereduksi (mengurangi) rasa marah. Pada saat sedang marah maka pembuluh darah kita menyempit dan berdampak pada tekanan darah yang semakin tinggi. Maka dari itu air disini berfungsi untuk merelaksasikan pembuluh darah tersebut supaya kembali membesar dan tekanan darah kembali normal. Selain itu wudhu juga mampu membantu meningkatkan konsentrasi dalam berpikir serta membuat jiwa tenang para ahli syaraf (neurologist) sudah membuktikan bahwa air wudhu yang memberikan efek sejuk pada ujung-ujung syaraf jari tangan serta jari-jari kaki sangat berpengaruh untuk memaksimalkan konsentrasi. Selain itu wudhu mampu menjauhkan dari timbulnya reaksi stress. Melaksanakan wudhu dengan bersungguh-sungguh, khusyu’, ikhlas, tepat dan istiqomah mampu memunculkan pandangan dan motivasi positif .Tanggapan emosi positif (positive-thinking), mampu menjauhkan reaksi stress. Menjadi sarana cooling down, melakukan wudhu dapat menurunkan temperature pada setiap selang waktu aktivitas yang mengeluarkan eskalasi (peningkatan) stress.

References

Dhita Kurnia Sari, M. W. (Vol.1 No.1 Oktober 2017). Penerapan Wudhu Sebagai Hydro Therapy Terhadap Tingkat Stress Pada Lansia UPT PSLU Blitar Di Tulungagung. Journal Of Nursing Practice , hlm 24 – 32.

Kemuning, A. N. (Vol. 5 No. 1 2024). DAMPAK DAWAMUL WUDHU BAGI PSIKIS MANUSIA MENURUT PANDANGAN ISLAM. Rosyada: Islamic Guidance and Counseling, 64-81.

Saleh Mursyid Djuddah, A. A. (2024). WUDHU DALAM TINJAUAN ISLAM, KESEHATAN JASMANI DAN PSIKIS. JURNAL USHULUDDIN Volume 26 Nomor 1 Tahun 2024, 134-143.

Makarim, d. F. (2020, agustus 12). Keseringan Marah Berdampak Negatif untuk Kesehatan. Retrieved desember 20, 2024, from halodoc.com: https://www.halodoc.com/artikel/keseringan-marah-berdampak-negatif-untuk-kesehatan?srsltid=AfmBOoptuAMuOBQPSX08nFcvCpm2YJ1-xdwkRUy4JBAueFc6S_z6s0si

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *