1. Ada orang suka pada akik karena seni atau artistiknya. Sehingga akik apapun kalau menurut dia artistik, akan diburu dan dibeli (tentu kalau punya uang hehe). Nampaknya saya tidak begitu paham akik yang artistik dan bukan termasuk kelompok ini. Kenapa? Ya uang gak banyak hehe…

2. Ada juga orang yang suka akik karena nilai sejarahnya. Entah karena melihat akik itu dipakai sesepuh  maka dia mencarinya, tabarruk. Atau akik itu mempunyai kisah faedah yang menarik, semisal bisa menyerap racun dan sejenisnya. 

3. Ditemui  juga orang tidak suka dan benci akik karena dianggap syirik. Mereka bilang, “Jauhi akik karena bisa menjerumuskan ke syirik!” Orang-orang ini biasanya dari kelompok itu,…..ya itu….. yang itu…..hehe

***

Akik yang  ada di tangan saya itu secara jenis atau nama akiknya mungkin sudah banyak ditemui, pun dari aspek artistik mungkin tidak begitu indah. Namun yang membedakannya semua adalah muatan sejarahnya. 

Contohnya adalah ada akik dari kiai sepuh yang itu pemberian abahnya. Kiai sepuh (usia hampir 90) itu sejak tahun 1970-an sampai sekarang berpuasa kecuali saat sakit dan tentu pada hari yang haram berpuasa.

Ada juga akik yang dulu dipakai kiai pendekar sakti, sang eksekutor tahun 1965. Tidak ketinggalan akik yang katanya berfaedah tertentu mungkin kayak sejenis batu giok. 

Ada akik yang dulu dipakai penggede aparat dan katanya tidak kuat (entah mungkin gara-gara kena omongan peruqyah kelompok sebelah). Lalu akik itu diserahkan ke seorang pendekar senior pilih tanding yang saya mempercayai kejujuran dan ketulusannya,  dan selanjutnya dihadiahkan ke saya.

Terakhir, ada pendekar lawas yang mbahnya dari pihak istri adalah dari Toraja. Kebetulan mbahnya ini Kristen. Lalu akik itu diserahkan ke pendekar  lawas yang betah ngrowot, selanjutnya diberikan  ke saya. Tentu saya anggap akik persahabatan NKRI.

Masih ada satu, ada akik yang katanya disebut Yamani. Akik ini dibelikan oleh teman asal Malaysia. Perlu diketahui, akik itu semua pemberian dari kiai serta pendekar, bukan beli atau pakai mahar.  Sayangnya, dari beberapa akik itu ada pemberi yang berpesan  (bahkan diulangi hingga beberapa kali) agar jangan diberikan ke orang lain, apalagi dijual.. Entah kenapa kok begitu?

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *