Belum diketahui dengan pasti sejak kapan istilah Al-Jami’ah al-Islamiyah al-Tarmasiyah mulai digunakan dalam nomenklatur administrasi di Pondok Tremas.

Menurut cerita, nama yang kemudian diterjemahkan dengan perguruan itu sudah ada sejak era Simbah Kiai Dimyathi, yang dikenal oleh para muridnya sebagai Mbah Guru, dan Ndalem utamanya (nDalem Sokopapat)  juga dikenal sebagai nDalem Paguron. Dua hal yang mungkin bisa ditelusuri sebagai awal istilah Jami’ah/perguruan muncul.

Terlepas dari itu, popularitas Pondok Tremas memang mulai nampak sejak era  kepemimpinan Kiai Dimyathi, berkelindan dengan popularitas kakaknya, Syeikh Mahfuzh yang menjadi guru besar di Masjidil Haram, di mana banyak santri beliau yang berasal dari nusantara akhirnya menjadi ulama terkemuka, seperti Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab Hasbullah dan Kiai Bisri Syansuri,. Ketiganya kemudian dikenal sebagai pendiri Jamiyyah Nahdlatul Ulama.

Era keemasan kepemimpinan Mbah Dimyathi kemudian dengan mulus diteruskan oleh putranya, Kiai Hamid, di mana pada masa peralihan tersebut  banyak melahirkan para alumni yang menjadi pioner bagi berdirinya banyak perguruan tinggi Islam.

Siapa saja mereka itu? Sebut saja Prof Kiai Raden Muhammad Adnan, perintis dan rektor pertama PTAIN Sunan Kalijaga ( Sekarang UIN Suka), Kiai Zubair, perintis IAIN Salatiga, juga Kiai Muslih, perintis IAIN Purwokerto dan Prof Mukti Ali, guru besar di beberapa perguruan tinggi hingga pernah menjadi mentri agama.

Tradisi ini kemudian berlanjut di era duet KH Habib Dimyathi dan KH Harist Dimyathi, di mana genealogi intelektual para alumninya seakan dilanjutkan oleh para penerusnya, seperti Prof Dr Musa Asy’arie (Rektor UIN Suka th 2010-2014) dan Prof KH Yudian Wahyudi MA PhD, rektor pada PT yang sama era 2014-2019.

Sebagai respon menghadapi perkembangan yg ada, tahun ini Pondok Tremas resmi mendirikan perguruan tinggi yg diberi nama  Green University of Attarmasie, menggenapi lembaga pendidikan tinggi yg telah lebih dulu berdiri, Ma’had Aly Al-Tarmasi. 

Keberadaan dua perguruan tinggi tsb menjadi bagian dari ikhtiar meneruskan jariyah para muassis pondok demi memberi manfaat seluas-luasnya bagi umat dan berharap para alumninya siap melanjutkan tradisi intelektual yang telah dirintis para pendahulu.

Wallahu a’lam.

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *