Beberapa acara hari ini tak bisa dijalankan sesuai rencana. Tiba-tiba terjadi sesuatu yang mengalihkan perhatian pada hal lain sehingga agenda yang sudah matang pun harus tercancel. Semakin tampak kelemahan kita sebagai manusia. Ada kekuatan dahsyat di luar diri yang bisa mengubah arah mata angin, bisa memaksa manusia melakukan sesuatu yang tak diduga dan direncana sebelumnya. Kekuatan dahsyat itu adalah kekuatan pengaturan Allah SWT. Allah Mahakuasa, Mahakuat, Mahabaik. 

Seorang guru kemudian datang berkunjung seusai khutbah Jum’at hanya sekedar untuk menyatakan bahwa Allah memiliki rencana yang sempurna dan jauh lebih indah dibandingkan dengan rencana manusia. Hari ini, Allah berkenan saya tidak kemana-mana, baru besok boleh kemana-mana dengan segala kemungkinan yang lebih baik. Setelah beliau pulang, saya membaca sebuah kitab berjudul “Sa Ukhbiruka,” buku bacaan yang menenangkan. 

Salah satu isinya adalah mengupas surat at-Thalaq ayat 1. Bagian akhir ayat ini menarik sekali kandungan maknanya: “Kamu tidak mengetahui barangkali setelah itu Allah mengadakan suatu ketentuan yang baru.” (QS. At-Talaq 65: Ayat 1). Coba renungkan secara mendalam kandungan pesannya. Singkat kalimat, apa yang terjadi pada kita saat ini bukanlah sesuatu yang final bentuknya dan tidak akan bisa berubah. Bisa jadi setelah yang sekarang ini ada takdir lain yang Allah tentukan untuk kita hingga keadaan berubah total. 

Mereka yang saat ini merasa sedih menderita karena suatu masalah, tak usah berlarut lama sampai pada puncak kesedihan. Siapa tahu esok atau lusa ada sesuatu lain yang membuatnya bahagia sebahagia-bahagianya. Ada banyak kemungkinan peristiwa lain yang bisa terjadi. Sebaliknya mereka yang saat ini dimanja oleh fasilitas dan jabatan, janganlah sombong dan arogan karena mungkin saja ada waktu setelah itu nasibnya berubah drastis. Terlalu banyak contoh yang bisa dikemukakan di sini. 

Lama sekali saya membaca dan merenungkan uraian ini. Lalu saya pindah pada sub bab judul lain yakni “la’allaka khayr” (jangan-jangan ini yang terbaik). Mirip dengan uraian di atas, uraiannya adalah seputar kebaikan takdir Allah. Yang tahu hakikat baik dan gidak baik adalah Allah, bukan kita. Landasan dalilnya adalah:  “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 216)

Yakinilah bahwa takdir Allah itu yang terbaik, pengaturan Allah itu yang terbaik. Karenanya persembahkan prasangka terbaik untukNya, mengabdian terbaik kepadaNya, dan gantungkan harapan terbaik hanya kepadaNya. Menenangkan, bukan? Saya syuting dulu ya, insyaAllah menjelaskan ini juga. Salam, Ahmad Imam Mawardi

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *