Ambisi seorang mukmin (salah satunya) adalah shalat dan puasa. Sedangkan orang munafik, ambisinya adalah makanan dan minuman, seperti hewan–meninggalkan ibadah dan shalat.
Seorang mukmin sibuk dengan bersedekah dan memohon ampunan. Sedangkan orang munafik sibuk dengan cita-cita dan ambisi.
Orang mukmin tidak mengandalkan sesiapa selain Allah, tetapi orang munafik senantiasa berharap kepada siapapun selain Allah.
Orang mukmin berbuat baik dan menangis, orang munafik berbuat jahat dan tertawa.
Orang mukmin menyukai kesendirian dan khalwat, orang munafik menyukai keramaian dan orang banyak.
Orang mukmin menanam dan khawatir akan rusak, sedangkan orang munafik merusak tanaman tetapi berharap panen.
Seorang mukmin menyuruh dan melarang karena agama, sedangkan orang munafik menyuruh dan melarang karena politik, bahkan ia menyuruh hal yang munkar dan melarang ma’ruf. “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik. Allah menjanjikan (mengancam) orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahanam.
Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah (neraka) itu bagi mereka. Allah melaknat mereka; dan mereka mendapat azab yang kekal.”(QS At-Taubah : 67-68); “Dan sungguh, Allah telah menurunkan (ketentuan) bagimu di dalam Kitab (Al Qur’an) bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sebelum mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena (kalau tetap duduk dengan mereka), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sungguh, Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di neraka Jahanam.”(QS An-Nisa’ : 140)
No responses yet